Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya penurunan angka kemiskinan di Jatim tertinggi selama selama periode Maret 2021-Maret 2022. Tercatat penurunan angka kemiskinan di Jatim mencapai angka 391.400 jiwa.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan rasa syukur terkait angka kemiskinan di Jatim yang kembali turun signifikan. Artinya, kata dia, ikhtiar dan sinergi yang dilakukan seluruh stakeholder Jatim di tengah upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 telah berjalan on the track.
"Pencapaian ini tidak mungkin bisa diraih tanpa dukungan kuat seluruh elemen strategis se-Jatim. Kami sampaikan terima kasih setinggi-tingginya atas upaya yang dilakukan dalam mendukung kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jatim," ujar Khofifah dalam keterangannya, Senin (18/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khofifah membeberkan, tidak hanya turun signifikan, Jatim juga berhasil menjadi kontributor terbesar dalam penurunan angka kemiskinan secara nasional sebesar 28,3%.
Lebih lanjut ia mengatakan, penurunan kemiskinan terjadi seiring keberhasilan Jatim dalam meningkatkan status kemandirian desa sejak 2021 silam. Yang mana saat itu ada 697 Desa Mandiri pada menjadi 1.490 Desa Mandiri pada tahun ini atau meningkat 113,77%.
Peningkatan desa mandiri itu, diklaim oleh Khofifah, juga merupakan capaian tertinggi secara nasional.
"Dengan meningkatnya status desa menjadi mandiri, kita terus berharap akan terjadi peningkatan kesejahteraan dan penurunan kemiskinan di pedesaan. Penurunan kemiskinan di pedesaan satu tahun terakhir periode Maret 2021-Maret 2022 mencapai 1,36% dari angka 15,05% menjadi 13,69%," tuturnya.
Di wilayah perkotaan, angka kemiskinan juga mengalami penurunan yang signifikan dari Maret 2021 sebesar 8,38% menjadi 7,71% pada Maret 2022.
Kendati penurunan angka kemiskinan ini cukup signifikan, Khofifah mengajak seluruh elemen strategis di Jatim untuk tetap berupaya lebih keras lagi untuk melakukan percepatan kesejahteraan masyarakat Jatim.
"Pencapaian kita sudah sangat luar biasa. Namun, kita tidak ingin cepat puas karena masih ada penduduk miskin di Jatim yang membutuhkan intervensi lebih signifikan lagi agar mereka dapat tumbuh dan lepas dari kemiskinan," katanya.
"Saya menyampaikan terimakasih yang luar biasa kepada para Bupati/Wali Kota, semua camat dan kepala desa, pendamping desa, dan tentu pemerintah pusat khususnya Kemendes yang telah mendorong berbagai program untuk pemberdayaan masyarakat desa. Dan tidak kalah pentingnya semangat masyarakat untuk bangkit dan lepas dari garis kemiskinan," urai Khofifah melanjutkan.
Sementara Kepala BPS Jawa Timur Dadang Hardiwan menjelaskan, penurunan kemiskinan di Jatim dipengaruhi kondisi makro ekonomi Jatim yang terus membaik, pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat, percepatan penyaluran dana desa, penyaluran bansos, juga pelaksanaan program pemerintah daerah lainnya.
"Pada bulan Maret 2022 di Jatim puncak panen padi, Nilai Tukar Petani juga mengalami kenaikan, pertumbuhan industri dan perdagangan, serta aktifitas masyarakat sudah kembali pulih dan mengalami peningkatan baik aktifitas di pusat perbelanjaan, taman, perkantoran, perdagangan dan rekreasi," pungkas Dadang.
Dalam catatan BPS, ada 10 provinsi dengan penurunan angka kemiskinan tertinggi selama Maret 2021-Maret 2022. Yakni Provinsi Jatim yang turun 391.400 jiwa, Jawa Tengah turun sebanyak 278.300 jiwa, Jawa Barat turun sebanyak 124,400 jiwa, disusul Lampung turun 81.500 jiwa. Selanjutnya, ada Sumatera Utara yang mengalami penurunan angka kemiskinan 75.700 jiwa, serta Sumatera Selatan turun 69.100 jiwa.
Penurunan tertinggi angka kemiskinan juga dialami Provinsi Banten sebesar 53.200 jiwa, DI Yogyakarta turun 51.700 jiwa, NTT turun 37.700 jiwa, dan Sumatra Barat turun 35.500 jiwa.
Simak Video "Video: Khofifah Tegaskan soal Penyaluran Dana Hibah Sesuai Prosedur"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/fat)