Harga telur ayam terus naik sejak pertengahan bulan lalu. Peternak menyebut, kenaikan ini efek melonjaknya harga ayam afkir yang berakibat turunnya jumlah populasi.
Seperti dipaparkan Sugeng Riyadi, peternak Nglegok ini. Banyak peternak ayam petelur di daerahnya yang gulung tikar. Karena mereka memilih menjual ayam afkir, daripada mempertahankan isi kandang di saat harga day old chicken (DOC) atau bibit ayam dan pakan masih mahal.
"Bandingkan ya, harga ayam afkir hari ini mencapai Rp 30 ribu/kg. Satu ekor ayam afkir itu harganya bisa sampai Rp 55 ribu. Makanya saat harga telur masih di kisaran Rp 15 ribu dari kandang, banyak teman-teman saya yang pilih menjual ayam afkirnya," kata Sugeng kepada detikJatim, Kamis (2/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melonjaknya harga ayam afkir, lanjut Sugeng, adalah fakta yang cukup mengagetkan. Karena selama puluhan tahun bergelut di bisnis unggas ini, Sugeng mengaku baru kali ini ayam afkir ada harganya. Pada umumnya, harga ayam afkir maksimal Rp 10 ribu per ekor dengan berat di kisaran 2,5 sampai 3,5 kg.
"Tapi saat harga telur bagus, sampai Rp 23 ribu/kg, mereka sekarang tidak mampu beli DOC. Karena harga DOC yang semula Rp 5.000, hari ini sudah naik menjadi Rp 10.300 per ekor. Makanya populasi ayam peternak rakyat itu tinggal 35 persen sisanya. Dan ini membuat produksi telur sangat berkurang," jelasnya.
Turunnya jumlah populasi ayam petelur ini nyata di data yang tercatat Disnakkan Pemkab Blitar. Data per September 2021, populasi ayam petelur turun hingg 6.283.562 ekor. Karena sebelum pandemi, ada 26.820.000 ayam petelur yang dipelihara para peternak. Namun turun menjadi 20.536.438 ekor.
Kemudian data per April 2022, jumlah populasi ayam layer di Kabupaten Blitar tersisa 12.973.396 ekor saja. Atau turun sebanyak 7.563.042 ekor. Menurut Kabid Budidaya Peternakan Disnakkan Pemkab Blitar, Indriawan Wicaksono, jumlah komulatif itu masih dibagi atas peternak skala besar dan peternak rakyat.
"Sesuai Permentan, klasifikasi peternak besar itu jika populasi kandangnya diatas 11.500 itu jumlah peternaknya ada 112 orang. Sedangkan peternak rakyat itu populasi kandangnya 1.500 ekor jumlah mereka juga turun. Sekarang tercatat hanya 3.174 orang," ungkapnya.
Dari klasifikasi itu, sebanyak 8.477.845 ekor ayam merupakan milik peternak besar. Dan tinggal 4.095.551 ekor ayam layer yang masih bisa dipertahankan oleh peternak rakyat. Turunnya jumlah populasi otomatis membuat turun kapasitas produksi telur. Apalagi dari jumlah komulatif populasi, tidak 100 persen semua ayam rajin bertelur atau produktif.
"Estimasi kami, kapasitas produksi telur sekarang ini hanya sekitar 340 ton per hari. Sebelumnya kan sekitar 800-1.000 ton per hari. Nah sesuai hukum pasar, ketika stok turun maka harga akan naik," pungkasnya.
(fat/fat)