Harga Cabai Melonjak, Petani Trenggalek Panen Cuan

Harga Cabai Melonjak, Petani Trenggalek Panen Cuan

Adhar Muttaqin - detikJatim
Kamis, 02 Jun 2022 01:01 WIB
Sejumlah petani Trenggalek saat merawat tanaman cabai
Seorang petani Trenggalek saat merawat tanaman cabai. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Harga komoditas cabai rawit di tingkat petani di Trenggalek meningkat hingga dua kali lipat sejak sepekan terakhir. Lonjakan harga itu pun disambut gembira oleh para petani.

Salah seorang petani di Kelurahan Kelutan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Nurhadi Rohmad mengatakan di tingkat petani harga cabai saat ini antara Rp 60 ribu hingga Rp 62 ribu/kg, padahal sebelumnya hanya Rp 25 ribu/kg hingga 27 ribu/kg.

"Untuk kenaikan harga ini terjadi sejak sepekan terakhir, selalu di atas Rp 50 ribu, kemarin itu Rp 62 ribu dan hari ini Rp 60 ribu, sedangkan nanti sudah beda lagi," kata Nurhadi, Rabu (1/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibatnya, harga cabai rawit di tingkat eceran dan di pasar tradisional pun mencapai Rp 66 ribu hingga Rp 70 ribu/kilogram, tergantung kualitas cabai yang dijual.

"Ya Alhamdulillah, dengan kenaikan harga seperti ini tentu menguntungkan petani. Saat musim panen seperti ini kami biasanya petik dua hari sekali," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dijelaskan lonjakan harga komoditas pertanian ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak menentu, sehingga jumlah pasokan cabai dari petani sangat terbatas. Petani pun harus ekstra dalam merawat tanaman agar kondisi cabai tetap bagus.

"Cuacanya itu tidak menentu, kadang panas, tiba-tiba hujan deras. Kalau sudah seperti ini cabai itu mudah rusak, biasanya ada bintik-bintik hitam," ujarnya.

Selain itu cuaca yang tidak menentu seringkali muncul jamur di daun dan pohonnya dan kalau tidak tertangani akan mudah mati.

Nurhadi menambah tingginya harga jual cabai rawit tersebut sebanding dengan jerih payah petani dan biaya operasional yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan. "Tanaman cabai itu butuh perawatan ekstra, beda dengan komoditas lain," jelasnya.

Menurutnya, saat ini pasokan cabai rawit dari petani Trenggalek rata-rata dijual untuk memenuhi kebutuhan lokal. Sebab jumlah pasokan dari petani setempat masih cukup minim.

"Kalau Trenggalek ini pasokan dari petani lokal masih kecil, beda dengan daerah Blitar dan yang lain. Makanya untuk pedagang itu belanjanya ada uang ke pasar induk Ngemplak Tulungagung atau ke Pare Kediri," jelasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads