Petambak di Gresik mengaku rugi miliaran rupiah usai banjir rob menerjang tambaknya. Banjir rob diketahui merendam tambak mereka selama lima hari.
Banjir rob paling parah diketahui terjadi di Kecamatan Ujungpangkah. Tak hanya merendam rumah, banjir rob juga merendam tambak ikan bandeng hingga udang windu milik warga.
Ketua kelompok pembudidaya ikan dan udang (Pokdakan) Desa pangkah Kulon, Abdul Muis mengatakan banjir rob diketahui hampir setiap tahun selalu datang. Namun tahun ini merupakan yang terparah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap tahun memang ada, tapi tahun ini paling parah. Biasanya hanya satu hingga dua tambak yang jebol. Lha ini semua tambak jebol," kata Muis, Jumat (27/5/2022).
Akibatnya, lanjut Muis, sebanyak 200 petambak terancam gagal panen pada bulan Juli dan Agustus mendatang. Bahkan salah satu petani yang menggunakan pakan ikan mengaku rugi hingga Rp 500 juta.
"Kalau kerugian saya sendiri, karena gak menggunakan pakan ikan, ya sekitar Rp 25 juta. Ada salah satu petani yang menggunakan pakan ikan mengalami kerugian sampai Rp 500 juta. Padahal 1 sampai 2 bulan lagi masuk panen. Kalau semua petani ya ruginya sampai miliaran," terang Muis.
Menurut Muis, selama banjir melanda belum ada bantuan apapun dari pemerintah setempat untuk petani tambak. Ia berharap pemerintah setempat mau mendengar dan membantu yang dirasakan petambak.
"Selama ini belum ada bantuan mas untuk para petani. Kalau pun kita mengajukan pasti hanya janji-janji saja. Tapi kami sangat berharap ada bantuan, karena para petani ada yang menyewa tambak, beli pakan hingga beli bibit ikan," beber Muis.
Di Kecamatan Ujungpangkah banjir rob yang terjadi sejak 18 sampai 22 Mei. Akibatnya, 164 rumah dari dua Desa tergenang 30 sampai 40 cm.
Sedangkan fasilitas umum seperti musala, masjid, TK, TPI, Balai Nelayan dan TBI, tergenang air sekitar 20 sampai 40 cm. Puncak banjir rob terjadi pada tanggal 19 Mei lalu.
"Puncak pasang air laut, pada 19 Mei lalu. Dampaknya, rumah warga tergenang antara 20 cm sampai 40 cm. Kami juga sedang memonitoring pasang surut air laut," kata Kepala BPBD Tarso Sagito.
(abq/iwd)