Nelayan Bangkalan Merugi Gegara Harga Rajungan Terjun Bebas

Nelayan Bangkalan Merugi Gegara Harga Rajungan Terjun Bebas

Kamaluddin - detikJatim
Jumat, 27 Mei 2022 12:15 WIB
Rajungan bangkalan
Nelayan saat mencari rajungan (Foto: Kamaluddin/detikJatim)
Bangkalan -

Harga rajungan yang dibeli pabrik mengalami penurunan. Hal ini berdampak pada nelayan di Bangkalan yang menjadi salah satu pemasok. Mereka mengaku mengalami kerugian.

Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, Bilal Kurniawan mengatakan, saat ini harga rajungan per kilogram hanya berkisar Rp 40 ribu. Padahal sebelumnya, harga bisa mencapai lebih dari Rp 100 ribu.

"Kalau harga normal dulu itu sekilonya Rp 100 ribu lebih, apalagi kalau yang bertelur itu akan lebih mahal. Tapi sekarang Rp 40 ribu saja paling mentok Rp 70 ribu," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (27/5/2022)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ia menyebut banyak nelayan yang merasa rugi. Apalagi bahan bakar yang digunakan mencari rajungan cukup banyak. Sebab, nelayan harus ke tengah laut dan membutuhkan waktu semalaman.

"Biasanya sekali melaut dapatnya 5 kilogram sampai 15 kilogram. Ya kalau bisa dapat di atas 15 kilo bisa dapat untung. Tapi kalau hanya dapat 5 kilo kita rugi, karena tidak sebanding dengan BBM, umpan dan tenaga yang dikeluarkan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, ia menyebut nelayan tetap mencari rajungan ke laut. Sebab, masyarakat pesisir di Arosbaya hanya mengandalkan hasil laut untuk menyambung hidupnya.

"Mau nggak mau ya tetap harus melaut supaya dapur tetap ngebul," ungkapnya.

Ia mengatakan penurunan harga tersebut disebabkan pembelian harga dari pabrik ke nelayan menurun. Sehingga, harga rajungan dari nelayan dibeli dengan harga murah.

"Kalau penyebabnya ya karena dari pabrik Surabaya itu membeli dengan harga murah, makanya harganya turun," imbuhnya.

Ia berharap harga rajungan bisa kembali normal. Sebab, jika hal ini terus terjadi, kesejahteraan nelayan semakin menurun, seperti saat pandemi COVID-19 yang terjadi sejak dua tahun belakangan.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads