743 Sapi Perah di Lumajang Terpapar PMK, Produksi Susu Turun 25%

743 Sapi Perah di Lumajang Terpapar PMK, Produksi Susu Turun 25%

Nur Hadi Wicaksono - detikJatim
Jumat, 27 Mei 2022 11:58 WIB
Sapi di Lumajang terjangkit PMK
Sapi perah di Lumajang (Foto: Nurhadi Wicaksono/detikJatim)
Surabaya -

Sebanyak 743 ekor sapi perah yang tersebar di Desa Kandangan, Kandang Tepus dan Burno, Kecamatan Senduro, Lumajang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Imbasnya, produksi susu turun hingga 25%.

Ratusan sapi ini merupakan mitra kerja KUD Tani Makmur Kecamatan Senduro, Lumajang. Dari populasi 5.543 ekor sapi perah yang menjadi Mitra KUD, sebanyak 743 sapi terjangkit PMK. PMK ini terdeteksi masuk ke Senduro pada 7 Mei 2022, lalu menyebar ke ratusan sapi perah milik peternak.

Akibatnya, jumlah susu yang masuk ke KUD Tani Makmur mengalami penurunan hingga 25 persen. Di mana, produktivitas susu setiap harinya mencapai 31 ton dan kini merosot menjadi 25 hingga 26 ton per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari populasi 5.543 ekor sapi perah yang suspek 743 ekor dan kematian bangkai 6 ekor, dengan adanya PMK ini produksi turun 25 persen. Normalnya 31 ton per hari lalu menjadi 25 hingga 26 ton per hari," ujar Sekretaris KUD Tani Makmur, Subari kepada detikJatim, Jumat (27/5/2022).

Baca juga: Karapan Sapi di Sampang Berlangsung Meriah Meski Ada Wabah PMK
Menurut Subari, sapi perah yang terjangkit PMK tidak bisa memproduksi susu dengan kualitas baik. Sehingga, susunya terpaksa harus dibuang. Bahkan, peternak harus menjual ternak sapi perahnya yang terjangkit PMK untuk mengurangi risiko kerugian yang lebih besar.

ADVERTISEMENT

"Saya sudah gak sanggup untuk mengobati penyakit ini sehingga saya kurangi populasi awalnya 36 ekor, saya jual 12 ekor dengan kondisi sakit. Sapi yang terjangkit PMK nggak keluar susu meskipun keluar, sudah mengental sehingga nggak bisa disetorkan ke KUD," ujar salah satu petani dari Desa Kandang Tepus, Salim.

Salim hanya bisa berharap pemerintah segera bisa mengatasi PMK sehingga para petani tidak terus merugi.

"Harapannya pemerintah bisa segera mengatasi penyakit mulut dan kuku ini, sehingga peternak tidak terus merugi," harap Salim.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, Anang Akhmad Syaifudin meminta pemerintah mengambil langkah cepat untuk menanggulangi PMK. Termasuk memberikan obat-obatan kepada peternak sapi perah.

"Saya berharap pemerintah Kabupaten Lumajang untuk mengambil langkah cepat penanggulangan PMK di Lumajang," ujar Anang.

Sedangkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang menyebut, sebanyak 1.244 ekor sapi, 15 ekor domba, 52 kambing dan 67 ekor kerbau terjangkit penyakit mulut dan kuku.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads