Selain Dipusingkan Harga Anjlok, Petani Porang Dibebani Proses Registrasi

Selain Dipusingkan Harga Anjlok, Petani Porang Dibebani Proses Registrasi

Sugeng Harianto - detikJatim
Rabu, 18 Mei 2022 09:47 WIB
Porang Madiun
Petani porang di Madiun (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Madiun -

Para petani porang di Kabupaten Madiun tak hanya mengeluhkan anjloknya harga yang menjadi Rp 2 ribu per kilogram. Saat ini, para petani juga dipusingkan permasalahan proses registrasi.

"Kita juga dipusingkan dengan soal registrasi petani porang. Sudah lama perkembangan seperti apa kita belum tahu seperti mengambang," ujar petani porang di Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, Agus kepada detikJatim, Rabu (18/5/2022).

Agus mengaku proses pendaftaran registrasi sudah dilakukan selama berbulan-bulan. Yakni mulai tingkat Dinas Pertanian Kabupaten Madiun hingga Pemprov Jatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk proses melakukan registrasi-registrasi itu kita lakukan prosesnya selama berbulan-bulan, pada akhirnya sampailah ke provinsi, mulai dari tingkat kabupaten kemarin," kata Agus.

Agus bercerita, registrasi petani diwajibkan oleh Kementerian Pertanian sebagai syarat agar bisa ekspor Porang ke China. Para petani mendapat kabar jika beberapa waktu lalu, barang belum bisa masuk ke China karena kendala registrasi petani porang yang belum masuk.

ADVERTISEMENT

"Proses sudah berjalan dan akan berjalan, katanya gitu kemarin saat kita klarifikasi. Maksudnya akan disampaikan ke China selang waktu 1 bulan yang kemarin (Pendaftaran di pabrik Porang Madiun). Berarti kan tidak ada pergerakan sampai ke China dan China juga sudah kontak ke Indonesia, ke pabrikan-pabrikan yang ada di Indonesia infonya belum sampai ke China," ungkap Agus.

"Kita sedang menunggu dan badan karantina ini ngapain selama ini berbulan-bulan kok nggak ngapa-ngapain, petani banyak yang menunggu. Infonya mengambang di Jakarta (registrasi petani porang)," imbuhnya.

Agus menambahkan, petani mengaku kecewa dengan kinerja proses pendaftaran registrasi yang menjadi beban petani. Dia pun berharap ada bantuan dari pemerintah demi kesejahteraan petani porang.

"Kita kecewa sekali, mohon pemerintah segera turun tangan," tandasnya.




(hil/fat)


Hide Ads