Petani sambat solar langka saat Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Lamongan. Pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) pun mereseponsnya.
Ketua Koordinator Hiswana Lamongan Aslikan didampingi Bendahara Abdul Haris Yahya mengatakan tidak terjadi kelangkaan minyak di wilayahnya. Hanya saja kuotanya terbatas. Meski begitu, mereka mengklaim kuota solar untuk memprioritaskan sektor pertanian mencapai 75 persen.
"Kami sudah prioritaskan pertanian, bahkan bulan ini mencapai 75 persen untuk pertanian. Tahun kemarin 20 persen untuk kendaraan dan 80 persen untuk pertanian. Sekarang ada pergeseran karena ada selisih harga cukup tinggi sehingga banyak yang beralih ke bio solar," kata Aslikan, Minggu (10/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Abdul Haris Yahya mencontohkan bahwa kuota solar salah satu desa adalah 1.950.000 liter per tahun pada 2022. Kemudian jika dihitung per hari kuotanya 5.342 liter. Sementara saat panen raya SPBU mendatangkan 8.000 liter per hari, sehingga ada surplus 2.600 liter dari kuota.
Hanya saja, kata Haris, kebanyakan petani inginnya mengambil untuk seminggu dan 14 hari ke depan. Padahal semacam itu tidak diperbolehkan dan tidak dilayani SPBU.
"Inginnya petani itu bisa mengambil untuk satu minggu dan 14 hari ke depan, tapi kami tidak melayani hal itu dan cukup melayani kuota harian. Itu dikatakan BBM langka, padahal karena BBM solar subsidi kan ada aturannya," paparnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa memasuki Bulan April ini SPBU yang ditangani, yang menyiapkan pasokan 8 ribu liter per hari, ternyata hanya terserap 6 ribu liter saja.
Sementara pada Januari-Februari kuotanya juga tidak terserap habis. Hanya 3.700 liter yang terserap sisanya dipindahkan di bulan Maret. Jumlahnya pun ditambah untuk mencukupi kebutuhan petani.
(dpe/fat)