Pedagang buah di Pasar Pucang Surabaya mengeluhkan BBM jenis solar dan pertalite yang langka. Hal ini berdampak pada kenaikan harga buah yang dijualnya.
Salah satu pedagang, Farah Zakiyah mengeluhkan hal ini. Farah mengatakan, sejak 5 hari lalu hampir semua jenis buah yang dijualnya mengalami kenaikan harga. Meski tak naik drastis, namun ia juga kerap mendapat protes dari pelanggan tetap yang sudah hafal dengan harga yang dibanderol.
"Semangka dan melon yang naik, rata-rata mulai Rp 1.000 sampai Rp 2.500," kata Farah kepada detikJatim, Rabu (6/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita berusia 43 tahun itu mengaku dampak BBM naik dan langka tak berimbas pada terlambatnya pengiriman. Hanya saja, harga buah domestik yang ia beli untuk dijual kembali, semakin fluktuatif. Bahkan, cenderung meningkat.
"Ini (buah melon dan semangka) kan kulak dari Tanjungsari dan Osowilangun, per bijinya (semangka) Rp 8.000, sekarang jadi Rp 10.000 sampai Rp 11.000. Kalau melon yang awalnya Rp 15.000, sekarang jadi Rp 17.500," ujar wanita asal Sukolilo, Bangkalan, Madura itu.
Selain melon dan semangka, kenaikan juga terjadi pada buah alpukat. Bahkan, harga alpukat meningkat drastis hampir 50%.
"Kalau alpukat naiknya paling besar Rp 10.000, dari harga Rp 25.000 jadi Rp 35.000," tuturnya.
Di sisi lain, buah impor asal China dan Australia, justru tak mengalami peningkatan. Farah mengaku, untuk buah impor malah mengalami penurunan.
"Kalau buah impor malah turun, sampai Rp 20.000 per karton. Nah, per kartonnya ada yang isi 20, ada yang 15, seperti jeruk mandarin dan pakistan ini," katanya.
Meski begitu, Farah mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Ia berharap, kenaikan harga tak terjadi pada kebutuhan pokok di masyarakat, seperti beras, gula, dan minyak.
(hil/dte)