Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dan pertalite rupanya berdampak pada sejumlah sektor perekonomian di Kota Surabaya. Salah satunya pada pedagang buah dan sayur.
Pada Rabu (6/4/2022) siang, detikJatim berkunjung ke Pasar Pucang Surabaya. Di sana, seorang pedagang buah bernama Imam Muchtar mengakui terjadi kenaikan harga. Muchtar menyebut, melonjaknya harga buah merupakan dampak dari kenaikan BBM sejak pekan lalu.
"Iya, banyak yang naik, sudah jelang Ramadan, BBM naik juga, otomatis kulakan (orderan) naik semua," kata Imam saat ditemui di stannya, Jalan Pucang Anom, Rabu (6/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam menyebut, buah Melon mengalami peningkatan harga mulai Rp 1.000 hingga Rp 2.500 per kilogram. Selain itu, buah naga dan jeruk impor juga naik dengan nominal serupa.
"Melon itu misalnya, dari harga Rp 15.000 sekarang sampai Rp 17.500 per biji," ujarnya.
Meski naik, ia mengaku para pembeli tetap antusias. Mengingat, buah yang segar, kaya air dan serat seperti melon dan semangka kerap dijadikan pendamping makanan pokok saat berbuka puasa.
Saat disinggung apakah ada keterlambatan pengiriman, ia mengaku tidak. Namun, hanya berdampak pada harga buah dari pemasok dan distributor saja.
"Kalau telat sih tidak, tapi harganya naik," tuturnya.
Imam menjelaskan, selain BBM dan Ramadan, ada faktor lain yang menyebabkan harga buah naik. Diantaranya adalah cuaca yang tak menentu.
"Selain itu, faktor cuaca juga mempengaruhi peningkatan harga. Selama lebaran, hampir semua buah meningkat, mulai dari apel, apukat, hampir semuanya pokoknya," kata pria asal Bangkalan, Madura itu.
Meski begitu, dirinya tetap berupaya bisa mendapat keuntungan untuk menutup biaya kulak atau kerugian, bila buah-buahnya tak laku. Yakni dengan menjualnya secara online.
"Ya saya jual online juga, sering kirim pesanan via WhatsApp, sekali kirim langsung ke beberapa pemesan, biar ngirit ongkos juga, sekaligus ada minimum pembelian," katanya.
Ia berharap, harga buah dan bahan pokok lainnya bisa kembali stabil. Baik di Surabaya hingga daerah lainnya.
"Ya kalau untuk kalangan atas nggak berdampak sih, tapi untuk menengah ke bawah ya berdampak, ya intinya kami mengikuti aja. Saya berharap semoga semua harga bahan pokok bisa tetap stabil," harapnya.
(hil/dte)