Kelangkaan solar juga terjadi di SPBU Situbondo. Tak ayal, kondisi ini membuat pemilik kendaraan dengan BBM solar kelimpungan.
Salah satu contoh dialami seorang pengemudi kendaraan yang mengaku melintas dari Pulau Bali. Sesampai di wilayah Asembagus, solar kendaraannya sudah sangat menipis sekali.
"Sudah saya perkirakan, harus mengisi BBM di wilayah Asembagus. Ternyata gak ada," tutur Ryan, pengemudi kendaraan asal Surabaya, saat ditemui detikJatim di SPBU Asembagus, Selasa (5/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ryan mengaku berangkat dari Bali bersama keluarganya tadi malam. Diperkirakan BBM kendaraannya harus diisi lagi di wilayah Asembagus.
"Ternyata langka. Gak tau lagi saya, apakah di depan langka atau tidak. Daripada habis sama sekali di tengah jalan, mending berhenti di sini. Sambil kontak-kontak teman, apakah di SPBU lain solar ada," kata Ryan, yang mengaku membawa istri, anak, dan orang tuanya itu.
Pantauan detikJatim di lapangan, kelangkaan BBM jenis solar memang terjadi di wilayah Situbondo. Kendati tak semuanya. Kalaupun masih ada, antrean mulai tampak di sepanjang jalur Pantura Asembagus hingga Situbondo kota.
"Karena kabarnya langka, begitu ada SPBU masih ada (solar), langsung belok ngisi. Meski antre lama," kata Rokib, seorang pengemudi truk.
Diberitakan, kelangkaan solar terjadi di sejumlah SPBU mulai Surabaya hingga Banyuwangi sejak Senin (5/4/2022) malam. Hal ini membuat sejumlah truk yang kehabisan BBM terpaksa harus menginap di SPBU.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng & DIY, Bambang Widjanarko mengungkapkan, informasi kelangkaan solar ini diperoleh melalui sejumlah grup di aplikasi perpesanan.
"Solar langka mulai dari Surabaya sampai ke Banyuwangi, yang ke arah barat tidak, Madiun, Kediri, Tulunggagung itu belum. Tapi yang Surabaya hingga Banyuwangi stoknya langka," kata Bambang saat dihubungi detikJatim, Selasa (5/4/2022).
(iwd/iwd)