Kampung Lobster Banyuwangi Punya Mimpi Besar untuk Indonesia

Kampung Lobster Banyuwangi Punya Mimpi Besar untuk Indonesia

Ardian Fanani - detikJatim
Minggu, 03 Apr 2022 19:26 WIB
lobster banyuwangi
Kampung lobster di Banyuwangi (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

"Kampung Lobster Dive Club" di Pantai Bangsring, Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo punya mimpi besar. Mimpi itu untuk suksesnya pengembangan budidaya lobster di Indonesia.

Setahun lebih ujicoba yang dilakukan si pawang lobster ini mengalami naik turun. Sebab, tantangannya tidak hanya tentang survival rate, tapi juga pakan dan ketersediaan bibit yang masih harus rebutan dengan para eksportir gelap.

"Benih bening lobster (BBL/benur) yang melimpah di alam, pembudidaya seperti pihaknya justru kesulitan membeli dari para penangkapnya. Karena penangkap benur memilih menjualnya ke pihak yang memberikan harga lebih tinggi, yang ternyata adalah eksportir gelap yang menyelundupkannya ke Vietnam." sebut Chandra Astan kepada detikJatim, Minggu (3/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teknologi pembenihan lobster juga menjadi peningkatan baru yang ingin ia lakukan, setelah teknologi pembesaran dan pakan. Sayangnya upaya yang ia lakukan tak langsung berjalan mulus. Pasalnya patokan budidaya lobster di Indonesia belum terukur pasti.

Tentu itu menjadi tantangan yang harus dipecahkan dengan ujicoba yang diterapkan selama lebih dari 1 tahun terakhir secara terus menerus. Dimulai dari survival rate (SR) yang hanya menghasilkan SR 20 persen. Artinya dari 100 bibit yang ditenggelamkan, hanya 20 ekor yang bertahan hidup dan bisa dipanen.

ADVERTISEMENT

Mereka pun berupaya meningkatkan SR budidaya lobster dengan melakukan percobaan untuk mengatasi masalah matinya lobster di dalam keramba.

Dia mengatakan, dengan pengembangan teknologi keramba dan pakan itu, panen lobster terakhir SR-nya telah mencapai 60 persen. Bahkan percobaan berikutnya di tempat yang dinamakan Kampung Lobster itu, tampak ada peningkatan SR lagi, yakni diperkirakan mencapai 80 persen.

Tak hanya semakin banyak, pertumbuhan lobster di kawasan budidaya 4 hektare dengan 300 keramba itu juga dikatakan semakin cepat. Bila sebelumnya pembesaran membutuhkan waktu delapan sampai sembilan bulan, kini cukup enam sampai tujuh bulan. Jika metode ini berhasil, siapapun bisa menerapkan budidaya lobster di perairan Indonesia.

"Kenapa kita mulai budidaya lobster, karena di Indonesia kita punya stok benih berlimpah. Itu visi kita ke depan, bahwa budidaya lobster ini harus berhasil di Indonesia. Supaya benih tadi bisa kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk Indonesia lagi," Chandra Astan.

Meski begitu, ia mengakui jika pihaknya berharap ada dukungan pemerintah, peneliti, dan pihak terkait lainnya untuk bekerjasama meningkatkan budidaya lobster tanah air.

"Sebenarnya memang susah untuk budidaya lobster ini. Ada beberapa masalah yang berusaha kita hilangkan tapi kita tidak bisa sendiri. Harus ada peran serta dan keterlibatan pemerintah untuk penelitian-penelitian lebih lanjut," tutupnya.




(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads