Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berkunjung ke Surabaya hari ini Sabtu(2/4/2022). Dia menyampaikan keinginannya untuk mendorong industri kreatif melalui kompetisi film. Serta fasilitas perizinan dan permodalan bagi sineas.
Keinginan itu disampaikan saat meninjau langsung proses pembuatan film pendek yang digarap oleh sineas muda Surabaya di kawasan Gwalk, Ciputra. Dia lantas mempromosikan Family Sunday Movie (FSM). Yakni kompetisi film bagi sineas muda oleh Kemenparekraf. Agar sineas muda berdaya di industri kreatif.
"Jadi Family Sunday Movie ini kayak Festival Film Indonesia (FFI). Kalau FFI tahunan, tapi FSM bulanan. Genrenya hanya film pendek dan tujuannya untuk memberdayakan para sineas-sineas muda dan sineas daerah. Surabaya juga tidak kalah sama tempat-tempat lain dalam membuat film," kata Sandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi juga mengajak seluruh sineas di Indonesia untuk mengirimkan karya-karya terbaiknya untuk berkompetisi di FSM April ini. FSM sendiri akan digelar hingga bulan November mendatang. Setiap bulannya akan diambil 2 karya terbaik.
"Tapi mungkin nanti ribuan yang akan mendaftarkan, terpicu dan terpacu oleh kegiatan FSM ini," tutur Sandi.
Sandi mengatakan, karya-karya terbaik akan diikutkan dalam festival-festival film nasional maupun internasional.
"Bahkan bisa diputarkan di Mandalika saat acara Moto GP," ujar Sandiaga Uno.
Selain itu, Sandi menyampaikan bahwa Kemenparekraf akan memfasilitasi para sineas untuk mendapatkan izin lokasi syuting film.
"Pemerintah (Kemenparekraf) dan bu Wiwiek (Dinas Pariwisata Surabaya) memfasilitasi. Lokasi-lokasi yang dijadikan tempat syuting film ini, biasanya menjadi lokasi favorit," ujar Sandiaga Uno.
Menurut dia, perizinan dan fasilitas itu bisa diberikan beragam. Misalnya dalam bentuk pajak. Sehingga mempermudah peluang baru.
"Kalau dulu saya di pemerintah daerah (saat jadi wakil gubernur DKI Jakarta) bentuknya cashback (keringanan) pajak, sehingga hasil dari film bisa membuka peluang-peluang untuksyuting film baru dan membuka peluang lapangan kerja," lanjut dia.
Sandi menegaskan bahwa bentuk keringanan dan fasilitas itu merupakan sebuah tatanan ekonomi baru. Maka, semua pihak harus mendukung langkah tersebut.
"Ini adalah tatanan ekonomi baru kita. Kalau dulu syuting susah nyari izin. Tatanan ekonomi baru tidak lagi susah nyari izin, tapi justru difasilitasi. Jadi ini peran semua pihak untuk mendukung. Termasuk modal untuk membuat film, sekarang modalnya harus kita pertemukan," ungkap Sandi.
(hse/iwd)