Sopir Truk di Probolinggo Serbu SPBU Hanya Demi Dapatkan 38 Liter Solar

Sopir Truk di Probolinggo Serbu SPBU Hanya Demi Dapatkan 38 Liter Solar

M Rofiq - detikJatim
Rabu, 30 Mar 2022 22:24 WIB
Sopir truk serbu SPBU di Probolinggo
Sopir truk serbu SPBU di Probolinggo/Foto: M Rofiq/detikJatim
Probolinggo -

Kelangkaan solar bersubsidi terjadi di Probolinggo selama sepekan terakhir ini. Akibatnya, sejumlah sopir truk yang memakai bahan bakar solar sempat mengalami kebingungan.

Salah satu sopir truk, Misnalan Hadi mengaku telah berputar-putar dari Pasuruan hingga Probolinggo demi mencari SPBU yang mempunyai stok solar. Pencariannya itu tak sia-sia, sebab ia kemudian mendapatkannya di SPBU Malasan Kulon, Leces Probolinggo.

"Saya sejak pagi sekitar pukul 10.00 WIB keliling mencari solar. Banyak SPBU tidak memiliki stok solar dan kosong, hanya SPBU Malasan Kulon ini yang punya stok solar," tutur Misnalam kepada detikJatim, Rabu (30/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah agar kelangkaan solar bisa teratasi. Sebab jika tidak, maka hal ini akan sangat mengganggu pekerjaan para sopir. Khususnya yang mempunyai kendaraan berbahan bakar solar.

"Kelangkaan solar ini sangat mengganggu pekerjaan. Ya kami berharap pemerintah dan dinas terkait normalkan lah kembali stok solar. Agar bisa kembali lancar kerja, karena sebentar lagi memasuki bulan puasa dan lebaran, banyak kebutuhan uang untuk keluarganya," harap Misnalam.

ADVERTISEMENT

Pengawas SPBU Malasan Kulon, Edi Saiful menyebut sebenarnya stok solar bersubsidi tidak mengalami kelangkaan. Namun, memang sedang ada pembatasan pembelian dari Pertamina yang sehari dikirim 16 ribu kiloliter. Masing-masing truk juga hanya bisa mengisi 38 liter solar saja.

Menurut Edi, untuk mendeteksi distribusi solar, pihak SPBU saat ini memakai alat EDC (Eletronik Data Capture) untuk mendata nopol kendaraan dan ponsel sopir serta identitasnya. Ini bertujuan agar distribusi solar merata ke setiap kendaraan atau warga.

"Sebetulnya solar tidak langka hanya dibatasi pembelian oleh pihak Pertamina. Sehari kami hanya dijatah 16 ton liter solar. Sedangkan stok untuk penjualan di bagi dalam sehari 3 shift. Setiap kendaraan hanya dapat 38 liter solar atau nilai uang Rp 200 ribu. Agar solar bisa dijual secara merata kami memakai alat EDC," tandas Misnalam.




(abq/iwd)


Hide Ads