Imbas harga minyak goreng yang meroket, membuat produsen kerupuk rumahan di Malang memilih berhenti beroperasi. Selain harga minyak goreng yang melambung, stoknya juga langka.
Seperti yang dilakukan produsen kerupuk Sahabat di Desa Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Produsen kerupuk ini terpaksa merumahkan pegawainya.
Pantauan detikJatim, tak ada aktivitas menggoreng kerupuk pada produsen yang sudah berdiri sejak 2003 itu. Pemilik hanya sibuk menjemur kerupuk di bawah panas terik matahari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya sudah berhenti (goreng), ini cuma menjemur saja," kata Surono (51), pemilik produsen kerupuk Sahabat, Jumat (18/3/2022).
Surono mengatakan, pihaknya memilih berhenti menggoreng kerupuk, karena minyak goreng mahal. Dia menyebut, harga minyak goreng cukup 'mencekik' sejak kemarin (17/3/2022).
Surono telah memantau harga minyak goreng di pasar langganannya. Dia mengaku shock karena harga per liternya sudah mencapai 24 ribu.
"Iya karena mahal, mencekik harganya. Sekarang sudah 24 ribu, ya gak jadi beli minyak goreng," katanya.
![]() |
Kurang lebih dua minggu terakhir saat minyak goreng sudah mengalami kelangkaan, pria asal Yogyakarta ini mengaku sudah merugi Rp 30 juta.
"Itu kalau diakumulasi sudah tekor Rp 30 juta. Tapi tetap saya lanjutkan produksi karena kasian karyawan saya ada 10 orang. Kalau sekarang sudah gak bisa, terpaksa saya harus berhentikan," keluhnya.
Surono mengaku, dalam sehari membutuhkan 15 jiriken minyak goreng, dengan kapasitas 16 liter minyak goreng setiap jirikennya.
"Kebutuhan itu untuk sehari. Sehari biasanya saya memproduksi 8 kuintal tepung kanji untuk kerupuk," akunya.
Kejadian seperti ini, kata Surono, baru pertama kali dialami selama merintis usaha kerupuk. Ia berharap, harga minyak goreng segera dapat dijangkau hingga ia bisa kembali mempekerjakan pegawainya.
"Baru pertama kali ini. Saya harap cepat stabil harga minyak supaya karyawan saya bisa kerja lagi," pungkasnya.
(hil/fat)