Jember dikenal sebagai kota tembakau. Selain itu Jember dikenal penghasil cerutu terbaik di dunia. Komisaris PT Boss Image Nusantara (BIN Cigar) Agusta Jaka Purwana membenarkan kualitas cerutu Indonesia salah satu yang terbaik di dunia.
"Tembakau (jenis) Besuki Na-Oogst (BNO) ini sudah sangat terkenal di kalangan produsen rokok dan cerutu dunia. Bahkan Kuba atau pun AS yang terkenal dengan cerutunya itu, juga mengimpor tembakau BNO. Ini tembakau asli yang ditanam di Jember," terang Agusta saat dihubungi detikJatim, Kamis (3/3/2022).
Awalnya, tambah Agusta, tembakau Jember diekspor dalam bentuk bahan mentah. Kemudian, tembakau Jember dijual ke berbagai negara yang memiliki perusahaan produsen rokok atau cerutu. Sehingga nilai ekonomisnya kurang maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam perkembangannya, muncul perusahaan lokal Jember yang berusaha memproduksi rokok, khususnya cerutu. Bahan bakunya ya tembakau kualitas ekspor tadi, tembakau jenis BNO," papar dia.
Agusta menjelaskan, tercatat 4 perusahaan cerutu di Jember yang sudah berskala nasional. Rinciannya, Mangli Djaya Raya (MDR), Kopkar Kartanegara, Dwipa Nusantara Tobacco, dan PT BIN Cigar. Selain itu, ada 2 produsen cerutu skala internasional yang ada di Jember. Yakni Burger Sohne AG dan Villinger Sohne AG.
Beragam merek cerutu itu memiliki ciri khas masing-masing. Baik dari sisi citarasa maupun bentuk dan ukuran cerutu.
"Intinya disesuaikan dengan selera konsumen, yang jelas banyak pilihan. Bisa untuk dinikmati sendiri maupun untuk souvenir," kata dia.
Kualitas cerutu Jember memang sudah tidak diragukan lagi. Bahkan tidak kalah dari cerutu buatan luar negeri. Seperti cerutu Kuba atau Amerika Serikat. Kualitas cerutu Jember tetap terjaga karena proses pembuatannya memang butuh ketekunan. Bahkan proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Selain dikerjakan dengan tangan manusia (handmade) dan bukan mesin, proses pembuatan cerutu kalau (proses) dari awal, memang cukup lama," kata Iman Santoso, Direktur Pemasaran PT Boss Image Nusantara (BIN) Cigar.
Dimulai dari tembakau yang siap untuk digulung atau dilinting menjadi cerutu. Tembakau ini terlebih dulu harus difermentasi dan proses fermentasi memerlukan waktu hingga 2 tahun.
"Dari bahan bakunya saja, tembakaunya itu yang harus melalui proses fermentasi, minimal yang kita gunakan itu melalui proses fermentasi selama 2 tahun," terang Iman.
Setelah daun tembakau siap, masih ada proses lagi. Yakni menyeleksi daun disesuaikan dengan ukuran cerutu yang akan dibuat. Kemudian barulah daun tembakau dibuat cerutu.
"Jadi ada desertasi dulu, produk apa yang dibutuhkan untuk pembuatan. Juga seleksi, termasuk dari warna daun, kemudian besar kecilnya, kemudian juga mana pemilihan bahan baku untuk yang low cigar, medium cigar dan premimum cigar. Itu juga butuh proses desertasi. Dari proses desertasi, pembuatan, hingga menjadi cigar, itu membutuhkan waktu sampai 2 bulan," terang Iman.
Berikutnya, adalah proses pengepakan atau packaging. Namun sebelum masuk proses packaging, masih ada proses lagi yang juga butuh waktu. Termasuk proses kontrol kualitas.
"Setelah pembuatan, itu tidak serta merta bisa dipackaging. Masuk melalui proses drying, kemudian ada masuk ke coolstorage, kemudian juga proses fungidasi. Lalu dicek satu per satu kualitasnya, apakah masuk dalam klasifikasi atau tidak. Termasuk dicek teksturnya, kekerasannya, keringnya, masuk atau tidak. Jadi panjang prosesnya. Dari proses itu sampai proses packaging itu memakan waktu 2 sampai 3 bulan," urai Iman.
Salah satu yang membuat cerutu Jember memiliki kualitas unggul, adalah dari sisi proses pembuatannya. Dalam proses menggulung atau melinting tembakau menjadi cerutu, tidak melibatkan teknologi. Jadi, murni memerlukan keahlian tangan manusia.
"Jadi cerutu itu kan tembakau yang digulung (Dilinting). Pengerjaannya dilakukan langsung oleh tangan manusia. Tidak dibuat atau dilinting dengan proses mesin," katanya,
"Di perusahaan kita sendiri sedikitnya ada sekitar 30 sampai 40 orang pekerja yang khusus melakukan proses menggulung atau melinting daun tembakau menjadi cerutu," tegasnya.
(fat/fat)