Curhat Perajin Tempe di Surabaya Merugi Saat Mogok Produksi 3 Hari

Curhat Perajin Tempe di Surabaya Merugi Saat Mogok Produksi 3 Hari

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 21 Feb 2022 14:50 WIB
Perajin tempe di Surabaya
Perajin tempe di Surabaya (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Perajin tahu dan tempe di Surabaya mogok produksi selama tiga hari. Aksi ini berdampak cukup besar, mereka mengaku harus menerima kerugian hingga Rp 900 ribu.

Apa lagi, aksi mogok ini dilakukan di saat pandemi COVID-19 di mana keuangan mereka tengah menipis.

Seperti yang dialami perajin tempe di Putat Jaya, Jarwo Susanto (40). Saat tidak memproduksi tempe, penghasilannya menurun dan modalnya juga berkurang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menipis pemasukannya. Berkurang tambah uang modalnya," kata Jarwo kepada detikJatim, Senin (21/2/2022).

Ia pun tak ada solusi ketika sudah merugi dan penghasilannya menipis. Sebenarnya, Jarwo sendiri kurang setuju dengan aksi mogok produksi. Dia menyarankan para perajin tempe menggelar demo dengan berjualan di depan kantor pemerintah.

ADVERTISEMENT

"Nggak ada solusinya, tambah merugikan sampai Rp 900 ribu. Solusinya demo dan aksi damai. Jualan tempe dan tahu di pemerintahan pusat, kalau di Surabaya ya di Grahadi, ketemu Bu Khofifah," jelasnya.

Saat ditanya mengapa Jarwo tetap melakukan mogok produksi saat dirinya tak setuju, ia mengaku hanya menghormati perajin lainnya. Sebab, sesama perajin tahu dan tempe saling merasakan kenaikan kedelai.

"Saling menghormati sesama bakul tempe dan tahu. Kita mogok soalnya, kita juga merasakan kenaikan bahan baku. Penghasilan menjadi berkurang," ujarnya.

Sementara atas kenaikan harga ini, Jarwo mengaku belum ada solusi dari Pemkot Surabaya maupun Pemprov Jatim. Hanya dari pihak kecamatan yang mewakili dan akan menyampaikan ke atasannya.

"Belum ada solusi dari pemerintah. Ada mbak tadi dari pihak kecamatan. Dibilangkan sama Pak Camat, terus dibilangkan ke pemkot," pungkasnya.




(hil/fat)


Hide Ads