Kisah Jihan Nabila, Ibu 2 Anak Petugas Kebersihan Kota Surabaya

Semua Bunda Dirayakan

Kisah Jihan Nabila, Ibu 2 Anak Petugas Kebersihan Kota Surabaya

Fadya Majida Az-Zahra - detikJatim
Senin, 22 Des 2025 13:30 WIB
Kisah Jihan Nabila, Ibu 2 Anak Petugas Kebersihan Kota Surabaya
Jihan Nabila, salah satu perempuan petugas kebersihan di Kota Surabaya. (Foto: Fadya Majida Az-Zahra/detikJatim)
Surabaya -

Pagi itu, Senin 15 Desember, Jihan Nabila Savitri tampak sibuk di kawasan Taman Bungkul, Surabaya. Perempuan 27 tahun itu tampak memindahkan tempat sampah lalu menyapu dedaunan yang berserakan di jalur pedestrian taman kota. Sebenarnya Jihan adalah sarjana, karena itulah dia kerap menerima komentar dari orang-orang.

"Awakmu lo sarjana, lapo kerja sapu-sapu (Kamu itu sarjana, ngapain kerja menyapu)," ucap warga yang menyapanya. Namun kalimat itu tak membuatnya berhenti bekerja. Jihan tetap menjalankan tugasnya sebagai petugas kebersihan.

Jihan adalah Sarjana Manajemen Ekonomi dari Universitas WR Supratman, Surabaya. Pendidikan itu ia tempuh setelah lulus dari SMK Pemasaran pada 2017. Selama kuliah Jihan juga sudah bekerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kerja sambil kuliah. Setelah lulus, saya tetap lanjut kerja. Sekarang punya 2 anak," kata Jihan kepada detikJatim.

Saat ini Jihan bekerja sebagai petugas kebersihan dengan status pegawai paruh waktu. Dia jelaskan bahwa program itu berada di bawah Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang membagi skema kerja Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menjadi penuh waktu dan paruh waktu.

ADVERTISEMENT

"Di Surabaya ada PPPK penuh waktu sama paruh waktu. Alhamdulillah, saya kerja di sini," ujarnya.

Sebelum menjadi tukang sapu, Jihan pernah bekerja sebagai admin di Taman Flora dan kawasan Taman Dolly. Ia juga dikenal aktif dalam kegiatan kepramukaan dan organisasi lingkungan sejak muda.

Ketertarikan pada isu lingkungan membuatnya terlibat dalam pengelolaan bank sampah, mesin pengolahan kompos, hingga komposter aerob dan hidroponik. Tak jarang ketika rasa lelah menghampiri Jihan tetap berkata kepada suaminya bahwa ia lupa rasanya capek.

"Aku kan cewek, tapi kerjaan cowok kok tak lakuin," ujarnya.

Momen paling mengharukan baginya adalah ketika anaknya menyadari kelelahan sang ibu.

"Bunda kalau sapu-sapu capek ya? Bunda capek, duduk dulu yuk," ucap anaknya suatu hari.

Perjalanan hidup Jihan diwarnai masa sulit Pandemi COVID-19. Anak keduanya lahir di tengah situasi krisis. Ia harus kembali bekerja tak lama setelah melahirkan, bahkan mengalami kendala saat menyusui.

"Zaman corona. Anak umur lima bulan nggak mau ASI, habis vaksin. Akhirnya terpaksa pakai susu formula," kenangnya.

Meski demikian, Jihan menolak larut dalam keterpurukan. Ia memilih menjadikan pekerjaannya sebagai bagian dari hobi dan bentuk pengabdian.

"Aku nggak patah semangat. Suami kasih motivasi, jadi kerja ini aku anggap kayak hobi aja," ujarnya bersyukur memiliki suami yang suportif.

Namun selepas bekerja seharian, tugas Jihan belum selesai. Setibanya di rumah, ia langsung menjalankan peran sebagai ibu dan istri. Memasak, mencuci pakaian, hingga merawat dua anaknya menjadi rutinitas harian yang tak bisa ditinggalkan.

"Pulang kerja ya kewajiban keluarga. Masak, nyuci, ngurus anak," tuturnya.

Anak-anaknya, Yasmin dan Ozil, menjadi sumber semangat utama Jihan. Ia kerap menanamkan nilai keteguhan dan persaudaraan kepada keduanya, meski mereka telah kehilangan orang tua.

"Nak, jangan sampai berantem, tetap rukun sama saudara, sama om, nenek. Jangan patah semangat cari cita-cita," pesan Jihan kepada kedua anaknya.

Bagi Jihan, profesi tukang sapu bukanlah aib. Ia ingin anak-anaknya tumbuh dengan mental kuat dan tidak minder dengan kondisi orang tuanya.

"Meskipun bunda ayah tukang sapu, tetap berjuang cari uang dan cita-cita," katanya.

Bagi Jihan, bekerja bukan sekadar mencari nafkah, melainkan upaya bertahan hidup dan memberi contoh pada anak-anaknya bahwa pendidikan tinggi tak selalu berujung pada pekerjaan bergengsi, tetapi pada keteguhan dan kejujuran dalam menjalani hidup.




(ihc/dpe)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads