Warteg di Surabaya Bagi Makan Gratis untuk Mahasiswa Aceh-Sumatera

Warteg di Surabaya Bagi Makan Gratis untuk Mahasiswa Aceh-Sumatera

Fadya Majida Az-Zahra - detikJatim
Sabtu, 20 Des 2025 09:30 WIB
Warteg di Surabaya Bagi Makan Gratis untuk Mahasiswa Aceh-Sumatera
Warteg Sami Asih 2 Surabaya (Foto: Fadya Majida Az-Zahra/detikJatim)
Surabaya -

Warung Tegal (Warteg) Sami Asih 2 yang berlokasi di Jalan Jemur Wonosari Gg. Lebar No.31, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, memberikan makan gratis bagi mahasiswa perantauan asal Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Program ini menyasar mahasiswa yang mengalami keterlambatan kiriman uang dari keluarga di daerah asal.

Program makan gratis tersebut telah berjalan sejak sekitar dua pekan terakhir dan mendapat respons positif dari para mahasiswa. Setiap harinya, puluhan mahasiswa datang untuk memanfaatkan bantuan makan gratis tersebut, terutama pada sore hari.

Rifai (26), pelayan Warteg Tegal Sami Asih 2, menjelaskan bahwa program makan gratis ini berjalan berkat adanya dukungan donasi yang diterima oleh pihak warteg. Donasi tersebut kemudian diolah sepenuhnya untuk menyediakan makanan gratis bagi mahasiswa perantauan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kayak ada yang ngasih modal, Mbak. Donasi itu diterima di sini, terus kita olah buat program makan gratis ini," ujar Rifai saat ditemui kepada detikJatim, Jumat (19/12/2025).

Menurut Rifai, mahasiswa yang ingin mengikuti program makan gratis hanya perlu menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai daerah asal yang ditentukan. Setelah itu, mahasiswa diminta mengisi data sederhana berupa nama dan asal daerah sebagai pendataan penerima.

ADVERTISEMENT

"Cuma nunjukin KTP, nanti isi nama sama asal saja. Biar kita tahu siapa saja yang datang," katanya.

Dalam sehari, jumlah mahasiswa yang memanfaatkan program ini berkisar antara 10 hingga 15 orang, bahkan bisa mencapai sekitar 30 orang yang datang bergantian. Rifai menyebut, mahasiswa bebas memilih menu makanan yang tersedia tanpa pembatasan jumlah maupun jenis lauk.

"Bebas mau ambil apa saja. Mau ayam atau telur, nggak dibatasi. Mau datang pagi, siang, atau sore juga nggak apa-apa," ungkapnya.

Rifai menambahkan, sebagian mahasiswa bahkan datang lebih dari satu kali dalam sehari. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah bagi pihak warteg selama makanan masih tersedia.

"Kadang ada yang pagi datang, siang datang lagi. Nggak apa-apa, malah senang," ujarnya.

Program makan gratis ini hanya dijalankan di Warteg Sami Asih 2, meskipun warteg tersebut memiliki beberapa cabang lain di sekitar Surabaya. Rifai menyebut, kebijakan tersebut diambil untuk memudahkan pengawasan dan menghindari potensi penyalahgunaan.

Sementara itu, Rifai mengakui bahwa keberadaan program makan gratis ini berdampak pada pendapatan warteg. Jika sebelumnya omzet harian bisa mencapai sekitar Rp1,5 juta saat ramai mahasiswa, kini pendapatan menurun hingga sekitar 80 persen.

"Sekarang bisa tinggal sekitar Rp 300 ribuan sehari. Tapi nggak apa-apa, niatnya juga buat bantu," kata Rifai.

Meski demikian, pihak warteg tetap membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berdonasi. Donasi dapat diberikan langsung di lokasi warteg maupun melalui pihak pengelola program.

"Kalau ada yang mau donasi uang atau makanan, bisa langsung ke sini juga nggak apa-apa," pungkasnya.

Program makan gratis ini akan terus berjalan hingga waktu yang belum ditentukan, menyesuaikan hasil koordinasi dengan pengelola dan ketersediaan donasi.




(auh/abq)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads