Kerusakan alam yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia menuai respons dari berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya Warung Makan Arfa yang berlokasi di Jalan Ketintang 164 Surabaya, menunjukkan kepedulian sosialnya dengan membuka layanan makan gratis bagi mahasiswa asal Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Pemilik Warung Makan Arfa, Hamza mengatakan, program bantuan itu juga berlaku untuk mahasiswa asal Lumajang yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Program makan gratis ini sudah berjalan sejak empat hari lalu. Mahasiswa cukup menunjukkan KTP ketika ingin mengakses layanan.
"Kan kami memang benar-benar menyasar mahasiswa yang terdampak. Jadi perlu menunjukkan KTP biar nggak salah sasaran," terang Hamza, Selasa (9/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warung makan yang berdiri sejak tiga tahun lalu ini memang dikenal peduli pada konsumennya.
Selain harga terjangkau, Hamza juga menggratiskan minuman seperti teh hangat, es teh, atau air es untuk semua kalangan. Mereka juga rutin mengadakan 'Jumat Berkah' dengan membagikan nasi bungkus kepada warga yang membutuhkan.
Rasa kepedulian sejak awal itu menjadi pondasi awal ketika memutuskan untuk melakukan bantuan sosial berupa makan gratis ini.
"Intinya itu memanusiakan manusia," ujar Hamza.
Hamza mengatakan, tujuan dari bantuan sosial ini hanya sekadar untuk berbagi. Karena menurutnya mahasiswa yang sedang merantau di Surabaya ini perlu mendapat dukungan dari masyarakatnya sendiri.
"Senangnya itu bisa bantu. Kita kan ngga meminta balasan dari yang kita bantu. Rejeki bukan cuma uang. Kita bangun tidur masih bernafas saja sudah rejeki itu," tutur Hamza.
Yusuf Ilham, putra pemilik warung menceritakan, salah satu mahasiswa Aceh sempat kebingungan menghubungi keluarganya karena jaringan di daerahnya terputus. Jaringan yang rusak juga membuat mahasiswa itu sulit menerima kiriman uang dari keluarga.
Dari cerita itulah, Hamza dan istrinya tergerak memberikan bantuan lewat usaha mereka. Selain berharap bencana segera berlalu, Hamza ingin mahasiswa rantau tetap bisa makan dengan layak agar fokus kuliah sambil mendoakan keluarga di kampung.
"Kalau biaya kos kan itu bisa nanti. Tapi kalau urusan perut, langsung datang ke sini saja. Itu kebutuhan nggak bisa lewat sehari aja. Tapi kalau teman-teman yang malu untuk makan di tempat, dibungkus juga boleh," kata Hamza.
Pesan itu juga disampaikan lewat banner yang mereka pasang pada Sabtu lalu. Dalam banner itu tertera ajakan bagi mahasiswa Aceh, Sumut, dan Sumbar yang kesulitan karena belum menerima kiriman dari keluarga untuk mengambil makanan gratis di warung.
"Teman-teman mahasiswa/i asal ACEH, SUMUT, dan SUMBAR yang sedang kuliah di Surabaya, jika kalian belum menerima kiriman dari keluarga karena sedang terkena musibah, sementara uang simpanan mulai menipis, silakan ambil makanan di warung ini. Tetap makan dan jangan menahan lapar, tubuh kalian butuh energi. Setidaknya untuk terus mengirimkan doa bagi keluarga di rumah. Untuk saudara-saudara kita yang terdampak bencana di Sumatera semoga segera pulih, aamiin".
Menurut Yusuf, ide pemasangan banner itu datang dari seorang mahasiswa Unesa Lidah Wetan, Ririn, yang juga menyumbang donasi.
"Waktu itu Mbak Ririn berkoordinasi dengan Ibu saya. Kebetulan dia asli Sumatera Utara. Dia bilang, 'Gimana mas kalau buat banner aja, nanti saya bantu, biar sama-sama bantu mahasiswa yang belum bisa dikirimi uang,'" jelas Yusuf.
(auh/hil)











































