Wamenkes Sebut Kasus TBC RI Terbesar ke-2 Dunia, Pulau Jawa Terbanyak

Wamenkes Sebut Kasus TBC RI Terbesar ke-2 Dunia, Pulau Jawa Terbanyak

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 19 Des 2025 21:00 WIB
Wamenkes Sebut Kasus TBC RI Terbesar ke-2 Dunia, Pulau Jawa Terbanyak
Wakil Menteri Kesehatan Benyamin Paulus Octavianus (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Wakil Menteri Kesehatan Benyamin Paulus Octavianus menyebut kasus tuberculosis (TBC) di Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia. Pulau Jawa menjadi penyumbang terbanyak di Tanah Air.

"Indonesia penyumbang kasus TBC 10% di dunia, nomor dua di dunia. Maka presiden membikin program pemberantasan TB nasional. Saya baik oleh Pak Presiden sama Pak Menkes, karena saya ahli paru, maka pelaksana tugasnya saya," kata Benyamin kepada wartawan di PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2, Surabaya, Jumat (19/12/2025).

"3 Minggu lalu saya sudah ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat. Karena sumber TB paling banyak kan di Jawa. Nah, saya perlu peran serta masyarakat," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benyamin menyebut, Kemenkes memperkirakan penyakit TBC di Indonesia ada 1.090.000 kasus. Namun, masih ada ratusan ribu kasus yang belum ditemukan.

ADVERTISEMENT

"Yang ditemukan sekarang sudah 800.000, masih ada sekitar 300.000 kasus lagi (yang belum diobati). TBC itu nyebar, makanya harus dicari, dikejar. Temukan sampai dapat, namanya TOS (Temukan, Obati sampai Sembuh) TB," ujarnya.

Ia menjelaskan, sebagai pencegahan, pihaknya melakukan tracing kepada keluarga pasien. Kemenkes memiliki tugas menyisir 800 ribu rumah.

Bila ada satu anggota keluarga menderita TBC, maka satu keluarganya harus difoto rontgen. Ketika ada yang sakit atau tertular, langsung dilakukan pengobatan.

"Kalau enggak sakit langsung dikasih obat pencegahan, minumnya seminggu sekali selama 3 bulan, supaya enggak ketularan. Kan sudah tertular, calon sakit, dikasih pencegahan namanya Terapi Pencegahan TBC (TPT)," jelasnya.

TPT yang paling baik di Indonesia saat ini adalah Banten dengan capaian 53%. Benyamin pun berharap Surabaya menjadi percontohan nasional, sebab Kota Pahlawan memiliki program satu kader kesehatan mengawasi 20 rumah.

"Saya ingin Surabaya malah jadi percontohan nasional, karena kadernya banyak. Tinggal kita kejar aja. Selama ini baru yang sakit diobatin. Sekarang dengan program negara ini (periksa satu rumah dari pasien TBC), harus di-tracing. Lalu orang yang rentan sakit juga diperiksa. Kalau dua ini bisa berjalan bagus, ya moga-moga tahun 2028-2029 kasus TB turun kencang begitu," pungkasnya.




(auh/abq)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads