Gedung Sekolah Dasar Negeri Supiturang 2 di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, hancur diterjang erupsi Gunung Semeru pada 19 November lalu. Hingga saat ini sebanyak 94 siswa belajar di tenda darurat.
Pembelajaran di tenda dinilai tidak ideal karena keterbatasan sarana, cuaca yang tidak menentu, dan lingkungan belajar yang kurang nyaman.
"Sekarang belajar di tenda darurat karena ruang kelasnya sudah hancur setelah erupsi," ujar salah satu Siswa Riki, Kamis (18/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswa juga dihadapkan pada kondisi psikologis yang belum sepenuhnya pulih, terlebih ruangan tenda kerap tergenang air dan sering terganggu gemuruh suara terpaan angin.
"Sebetulnya yang dibutuhkan adalah fasilitas yang lebih aman dan nyaman daripada di tenda, kalau hujan air masuk ke tenda," ujar Kepala Sekolah SDN Supit Urang 02 Ali Wafi kepada detikJatim, Kamis (18/12/2025).
Selama belajar di tenda darurat, materi pembelajaran hanya dilakukan 75 persen, sementara 25 persen difokuskan untuk trauma healing atau pemulihan kondisi psikis siswa.
Pihak sekolah menilai, pemindahan ke gedung yang lebih layak dan aman sangat dibutuhkan agar siswa bisa belajar dengan lebih tenang dan fokus.
"Harapannya para siswa bisa belajar di gedung yang layak agar bisa belajar dengan nyaman," pungkas Ali.
(auh/dpe)











































