Masa Adven membawa umat Katolik dan Protestan pada momen istimewa untuk menyiapkan hati menyambut kedatangan Tuhan. Minggu Adven III dikenal juga sebagai Minggu Gaudete atau minggu Sukacita.
Menilik kalender liturgi Komisi Liturgi KWI, bacaan Minggu Adven III tahun ini diambil dari Zefanya 3:14-18a; Filipi 4:4-7; dan Lukas 3:10-18. Renungan 14 Desember 2025 yang bertema "Sukacita" ini mengajak para umat untuk bergembira karena keselamatan yang dijanjikan sudah dekat.
Baca juga: Asal-usul Natal dan Tradisi Masa Kini |
Renungan Harian Minggu Ketiga Adven
Minggu ketiga Adven tahun ini jatuh pada 14 Desember 2025, menjadi momen penting bagi umat untuk menyiapkan hati menyambut kedatangan Kristus. Sebelum memasuki renungan, bacaan sabda Tuhan yang telah ditetapkan menjadi pijakan utama untuk refleksi.
Melalui bacaan ini, setiap orang diajak merenungkan arti kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus memperkuat iman dan semangat untuk menjalani masa Adven dengan penuh harapan dan sukacita.
Bacaan I: Zefanya 3: 14-18a
Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!
TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya."
Bacaan II: Filipi 4:4-7
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Bacaan Injil: Lukas 3:10-18
Orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?"
Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian."
Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu."
Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."
Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias,
Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.
Renungan Hari Ini: Sukacita
"Apakah yang harus kami perbuat?" (Lukas 3:10)
Pertanyaan "apakah yang harus kami perbuat?" muncul dari orang-orang yang datang kepada Yohanes Pembaptis setelah mendengar pewartaannya. Di antara mereka ada orang banyak, pemungut cukai, hingga prajurit, beragam latar belakang dengan satu kegelisahan yang sama.
Mereka ingin tahu tindakan nyata apa yang perlu dilakukan setelah menerima ajakan pertobatan Yohanes. Pertanyaan itu bukan sekadar soal apa yang harus dikerjakan, tetapi juga mengenai arah hidup, masa depan, dan keberanian untuk mempertanyakan kembali keyakinan yang selama ini dipegang.
Pewartaan Yohanes yang menyoroti cara hidup yang tidak selaras dengan kehendak Allah menuntut respons yang tegas. Untuk menyambut Mesias, perubahan hati dan sikap hidup harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Pembaruan menjadi keharusan, berbalik dari cara hidup lama dan memilih jalan yang lebih baik sesuai kehendak Tuhan.
Sebab, kita pun dipanggil untuk mengajukan pertanyaan yang sama: "apa yang harus kami perbuat?" Dalam peran dan tugas masing-masing, pertobatan, perubahan perilaku, dan keberanian untuk membenahi diri menjadi jawaban yang perlu diwujudkan.
Menggugat diri sendiri adalah langkah awal menuju hidup yang lebih baik di hadapan Tuhan. Masa Adven menjadi pengingat bahwa berbenah, berubah, dan menghasilkan buah kasih serta damai adalah panggilan yang tak boleh diabaikan.
Simak Video "Mahfud Md: Pemerintah Pastikan Natal dan Tahun Baru Berjalan Aman"
(hil/irb)