Cuaca Ekstrem Ancam Libur Nataru, Pakar Sarankan Hal Ini untuk Wisatawan

Cuaca Ekstrem Ancam Libur Nataru, Pakar Sarankan Hal Ini untuk Wisatawan

Aprilia Devi - detikJatim
Sabtu, 13 Des 2025 11:15 WIB
Cuaca Ekstrem Ancam Libur Nataru, Pakar Sarankan Hal Ini untuk Wisatawan
Ilustrasi cuaca (Foto: Gemini AI)
Surabaya -

Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), cuaca ekstrem masih menjadi ancaman. Kondisi yang tidak menentu pun membuat masyarakat diminta tak sekadar fokus pada rencana liburan, namun juga memprioritaskan aspek keselamatan.

Dosen D4 Destinasi Pariwisata Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Novianto Edi Suharno mengingatkan bahwa keselamatan harus menjadi pertimbangan pertama sebelum menentukan destinasi maupun aktivitas wisata.

"Prinsip utamanya ya kita harus mengutamakan keselamatan terlebih dahulu, bukan lagi rencana perjalanan wisatanya. Kemungkinan kita masih juga punya waktu untuk mengunjungi di lain waktu atau lain bulan," ujar Novianto, Sabtu (13/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Novianto menyarankan para wisatawan rutin memantau informasi BMKG terkait kondisi cuaca di daerah tujuan.

Ia menyebut, pemilihan moda transportasi juga harus disesuaikan, termasuk kesiapan kendaraan jika memilih bepergian secara mandiri.

ADVERTISEMENT

"Bisa kereta api misal, kemudian kalau pakai kendaraan pribadi, disesuaikan jenis kendaraan dengan destinasi, kalau ke gunung jangan pakai sedan," tuturnya.

Ia juga menyarankan pemesanan akomodasi yang fleksibel untuk pembatalan dan refund dalam mengantisipasi kondisi yang tidak menentu.

"Jadi karena cuaca yang sulit diprediksi kita bisa pilih last minute booking saat kondisi cuaca sudah jelas," jelasnya.

Soal destinasi, pilihan wisata indoor seperti museum, pusat perbelanjaan, galeri seni, atau pertunjukan dinilai lebih aman saat cuaca tak stabil.

Namun jika tetap ingin ke wisata alam, ia menyarankan memilih kawasan konservasi yang memiliki manajemen dan infrastruktur mitigasi bencana.

"Kalau ke alam itu usahakan memiliki kawasan konservasi yang memang sudah memiliki manajemen konservasi, tata kelola yang baik jadi infrastrukturnya itu jelas ada rute evakuasi dan juga punya peringatan dini untuk bencana," bebernya.

Selain perencanaan, Novianto juga mengingatkan wisatawan agar memahami langkah yang harus ditempuh jika sudah terlanjur berada di destinasi dan cuaca berubah ekstrem.

"Pahami titik evakuasi. Hentikan aktivitas jika memang tidak memungkinkan. Misal di gunung ada badai, protokol utamanya hentikan pendakian," sarannya.

Ia menegaskan bahwa kondisi alam yang tak terduga saat ini membuat wisatawan harus lebih bijak dalam mengambil keputusan.

"Kita harus menguatkan literasi kita dalam cuaca dan kita juga harus membangun komunikasi yang aktif terutama dengan destinasi yang akan kita kunjungi," pungkasnya.




(auh/hil)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads