Stasiun Wonokromo, Gerbang Selatan Surabaya yang Menyimpan Sejarah

Stasiun Wonokromo, Gerbang Selatan Surabaya yang Menyimpan Sejarah

Muhammad Faishal Haq - detikJatim
Sabtu, 13 Des 2025 19:30 WIB
Stasiun Wonokromo, Gerbang Selatan Surabaya yang Menyimpan Sejarah
Stasiun Wonokromo Surabaya. Foto: Anastasia Trifena/detikJatim
Surabaya -

Di tengah kesibukan Kota Surabaya, Stasiun Wonokromo tetap menjadi salah satu nadi transportasi yang penting bagi masyarakat. Setiap hari, ribuan penumpang naik dan turun dari stasiun yang berada di Jalan Stasiun Wonokromo No 1, Jagir, Surabaya ini.

Bukan hanya berfungsi sebagai tempat transit, bangunan stasiun juga menyimpan jejak panjang sejarah perkeretaapian di Jawa Timur, sekaligus menjadi simpul konektivitas untuk rute selatan, timur, dan barat daya.

Bagi warga Surabaya maupun pelancong luar kota, Stasiun Wonokromo menawarkan kombinasi menarik antara sejarah, fungsi transportasi modern, serta kemudahan akses. Tak heran jika sejak masa kolonial hingga kini, stasiun ini tidak pernah kehilangan perannya dalam mendukung mobilitas masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Singkat dan Status Cagar Budaya

Stasiun Wonokromo merupakan bagian dari jaringan Staatsspoorwegen (SS) pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Jaringan ini kemudian dikelola PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan berada dalam naungan Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya.

Stasiun WonokromoArea tunggu penumpang stasiun Wonokromo Foto: Anastasia Trifena/ detikjatim

Keunikan stasiun ini terletak pada statusnya sebagai bangunan cagar budaya. Pemerintah Kota Surabaya menetapkannya sebagai salah satu bangunan bersejarah yang harus dilestarikan.

ADVERTISEMENT

Status tersebut diberikan bukan tanpa alasan, tetapi karena arsitektur klasik, struktur bangunan, hingga beberapa artefak yang tersisa menjadi bukti keberlanjutan sejarah perkeretaapian di Jawa Timur.

Stasiun WonokromoPenumpang menunggu di Stasiun Wonokromo Foto: Anastasia Trifena/ detikjatim

Sebagian elemen kuno seperti bentuk bangunan lama, ornamen lama di peron, serta lokasi persinyalan yang sudah ada sejak era kolonial, masih bisa disaksikan sampai saat ini. Meskipun banyak renovasi dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan modern, nuansa historis Stasiun Wonokromo tetap terjaga.

Letak Strategis dan Fungsi Operasional

Secara geografis, stasiun ini berada pada ketinggian +7 meter, serta berada di titik km 7+881 jalur lintas Surabaya Kota-Sidoarjo. Lokasinya yang strategis menempatkan Stasiun Wonokromo sebagai titik silang berbagai rute kereta yang menghubungkan wilayah selatan (seperti Malang) dan wilayah timur-barat daya (seperti Madiun hingga Banyuwangi).

Stasiun WonokromoKereta di Stasiun Wonokromo Foto: Anastasia Trifena/ detikjatim

Stasiun ini memiliki empat peron dan lima jalur kereta, dengan dua jalur sepur lurus yang menjadi koridor utama kereta lintas. Penataan jalur ini membuat Wonokromo efisien dalam mengatur arus kereta, baik kereta komuter maupun kereta jarak jauh.

Keberadaan jalur yang terpisah antara layanan antarkota dan komuter, membantu meminimalkan antrean dan mengoptimalkan pergerakan kereta, terutama pada jam-jam sibuk. Dengan kata lain, peran stasiun ini bukan hanya sebagai pemberhentian, tetapi sebagai titik kendali lalu lintas kereta api di Surabaya.

Layanan Kereta Api yang Berhenti di Stasiun Wonokromo

Meski tidak sebesar Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Wonokromo tetap melayani berbagai jenis layanan, mulai dari kereta jarak jauh, kereta menengah, hingga commuter line. Sejumlah kereta antar-kota yang berhenti di stasiun ini antara lain sebagai berikut.

  • KA Gaya Baru Malam Selatan
  • KA Sri Tanjung
  • KA Logawa
  • KA Probowangi
  • KA Wijayakusuma

Layanan jalur ini memberikan akses bagi penumpang menuju wilayah barat daya, Jember, Banyuwangi, hingga Yogyakarta dan Cilacap.

Selain itu, Stasiun Wonokromo juga menjadi pusat mobilitas bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar Surabaya Raya. Beberapa commuter line yang dilayani antara lain sebagai berikut.

  • KA Penataran
  • KA Dhoho
  • KA Supas (Surabaya-Pasuruan)
  • KA Arjonegoro
  • KA Jenggala
Stasiun WonokromoSituasi Stasiun Wonokromo Foto: Anastasia Trifena/ detikjatim

Kereta-kereta komuter ini menghubungkan Surabaya dengan kota penyangga seperti Sidoarjo, Mojokerto, Kertosono, hingga Blitar. Dengan layanan ini, Stasiun Wonokromo menjadi simpul aglomerasi penting bagi mobilitas harian warga.

Fasilitas dan Infrastruktur Modern

Stasiun Wonokromo hadir dengan fasilitas dan infrastruktur yang semakin modern untuk memastikan kenyamanan penumpang. Berbagai layanan pendukung disiapkan agar pengalaman perjalanan terasa lebih praktis, aman, dan ramah. Stasiun Wonokromo menyediakan sejumlah fasilitas berikut.

  • Ruang tunggu yang luas
  • Loket tiket dan mesin cetak tiket mandiri
  • Area komersial dan kios makanan
  • Mushola dan toilet
  • Tempat parkir kendaraan
  • Akses ramah difabel
Stasiun WonokromoArea pengecekan tiket di Stasiun Wonokromo Foto: Anastasia Trifena/ detikjatim

Dari sisi teknis, Stasiun Wonokromo dilengkapi sistem persinyalan Siemens NX MIS 801, salah satu perangkat modern yang mendukung kelancaran dan keselamatan operasi kereta.

Sistem ini memungkinkan pengaturan jalur dan manuver kereta dilakukan secara lebih presisi. Dengan kombinasi fasilitas penumpang dan teknologi persinyalan modern, Stasiun Wonokromo semakin layak menjadi titik keberangkatan maupun transit.

Jadwal Kereta dan Tips Perjalanan

Tidak semua kereta antarkota berhenti di Stasiun Wonokromo, sehingga penumpang disarankan selalu memantau jadwal melalui aplikasi resmi KAI atau mitra penjualan tiket online.

Kereta seperti Probowangi, Sri Tanjung, Gaya Baru Malam Selatan, hingga Logawa biasanya memiliki jadwal reguler dari Wonokromo. Beberapa tips perjalanan yang direkomendasikan sebagai berikut.

  • Datang lebih awal, terutama pada jam sibuk atau hari libur panjang.
  • Manfaatkan check-in mandiri untuk menghindari antrean.
  • Pastikan peron keberangkatan melalui layar informasi.
  • Perhatikan koneksi transportasi lanjutan, terutama jika menuju terminal Joyoboyo atau area Darmo.

Stasiun Wonokromo merupakan bagian dari perjalanan panjang perkeretaapian Jawa Timur, saksi tumbuhnya mobilitas masyarakat Surabaya sejak masa kolonial hingga era modern.

Arsitektur lawas yang masih tersisa, perpaduan layanan komuter dan kereta jarak jauh, serta konektivitasnya dengan berbagai moda transportasi membuat stasiun ini tetap relevan dan vital.

Bagi warga lokal maupun pelancong, Stasiun Wonokromo bukan hanya titik transit, tetapi juga sebuah ruang yang menyimpan sejarah dan cerita perjalanan yang tak terhitung jumlahnya-sekaligus pintu gerbang menuju destinasi-destinasi penting di Pulau Jawa.




(ihc/irb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads