Seorang mahasiswa asal Kabupaten Gayo Lues, Aceh, yang tengah menempuh pendidikan di Surabaya, membagikan kisah pilu mengenai kampung halamannya setelah bencana melanda wilayah tersebut.
Dampak bencana kali ini disebut berbeda dibandingkan bencana besar lain yang pernah terjadi di Aceh, karena air banjir bertahan lama dan proses pemulihan berlangsung lambat.
Meskipun rumah di kampung halamannya tidak terkena dampak kerusakan, tetap menjadi luka mendalam bagi dirinya yang sedang merantau jauh dari rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswa bernama Fakhri itu mengatakan, ia baru sempat mendengar suara orang tuanya melalui telepon yang sempat terkendala sejak bencana terjadi.
Hal tersebut dikarenakan ia hanya bisa mengirim pesan saja. Sedangkan orang tuanya perlu waktu hingga lima jam hingga pesan Fakhri masuk ke ponsel.
Melalui panggilan telepon, orang tua Fakhri menyampaikan kesaksian dari apa yang dirasakannya. Beberapa kerabatnya terdampak, bahkan tak sedikit yang mengungsi.
Dengan suara bergetar, Fakhri pun menyampaikan bahwa dalam daftar catatan korban jiwa di Aceh, satu di antaranya adalah kerabatnya yang meninggal dunia.
"Orang tua saya bilang gini 'Ini pertama kalinya selama orang tua hidup, bencana segini besarnya'. Kalau ini masalahnya lama karena sampai sekarang belum ditetapkan bencana nasional sama pemerintah," tutur Fakhri, Kamis (11/12/2025).
Fakhri kemudian menuturkan, bencana kali ini berbeda dengan tsunami yang dulu melanda Aceh, di mana hanya menyasar daerah pesisir saja, sedangkan bencana kali ini hampir menenggelamkan sebagian wilayah di Aceh.
Kondisi pekerjaan orang tuanya juga ikut terpengaruh. Ayahnya tidak dapat masuk kantor karena fasilitas rusak, sementara ibunya yang bekerja sebagai pengajar masih bisa mengajar meski sekolah sedang dalam proses renovasi akibat terdampak bencana.
Sebagai mahasiswa, Fakhri bercerita bahwa saat sebelum dihubungi detikJatim, ia harus tetap menjalani ujian akhir. Di satu sisi yang lain, ia berada dalam kekhawatiran atas kondisi orang tuanya di sana.
Simak juga Video 'Mimpi Mahasiswa di Gaza yang Tertunda Entah Sampai Kapan':
(irb/hil)










































