Kasus HIV di Surabaya Capai 968 Orang

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 02 Des 2025 13:00 WIB
Ilustrasi HIV (Foto: iStock)
Surabaya -

Kasus HIV/AIDS di Kota Surabaya mengalami penurunan. Hingga bulan Oktober 2025, angka penyakit tersebut hampir mencapai 1.000 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, 52,48% kasus HIV di Kota Pahlawan disumbang oleh warga luar kota. Sebab, Surabaya menjadi kota rujukan.

"Kasus baru HIV Kota Surabaya Tahun 2025 sampai Oktober sebesar 968 kasus. Sebagian besar merupakan KTP Non Surabaya (52,48%) mengingat akses layanan pemeriksaan HIV di Kota Surabaya yang sudah sangat memadai," kata Nanik, Selasa (2/12/2025).

Perbandingan kasus HIV/AIDS tahun ini dan sebelumnya, Nanik menyebut ada penurunan dari periode sama.

"Data perkembangan kasus HIV pada tahun 2025 menunjukkan penurunan sebesar 10,03% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama," ujarnya.

Nanik menyebut, ada tujuh kategori yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDS. Yakni lelaki seks dengan lelaki, pekerja seks perempuan dan pelanggannya.

"Lalu pengguna napza, suntik, ibu hamil, pasien TBC, pasien IMS, dan warga binaan pemasyarakatan," sebutnya.

Sedangkan faktor HIV/AIDS di antaranya hubungan seks bebas tanpa pengaman (kondom), berganti-ganti pasangan seksual, hingga penggunaan napza suntik.

Pemkot sendiri dalam menangani kasus HIV/AIDS telah melakukan berbagai cara, seperti berikut:

  1. Melakukan peningkatan edukasi dan kampanye pencegahan penularan HIV pada kelompok usia produktif seperti pelajar SMP, SMA/SMK sederajat, ibu hamil dan calon pengantin.
  2. Program pencegahan HIV berbasis tempat hiburan malam, panti pijat dan komunitas populasi kunci dengan dilakukan edukasi dan skrining HIV.
  3. Memperluas akses layanan kesehatan dengan menyediakan lebih banyak fasilitas yang menawarkan layanan HIV, baik di Puskesmas, Rumah Sakit dan Klinik Berbasis Komunitas yang dilengkapi dengan sumber daya terlatih.
  4. Melakukan skrining HIV pada kelompok populasi kunci seperti lelaki seks lelaki, waria, pekerja seks perempuan, pengguna napza suntik, pasien TBC, ibu hamil dan calon pengantin.
  5. Memberikan dukungan melalui konseling agar ODHIV tetap konsisten dalam menjalani terapi ARV, karena kepatuhan pengobatan sangat penting untuk mencegah resistensi obat dan menekan laju penularan.
  6. Mengoptimalkan peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam memberikan edukasi pencegahan HIV dan cara penularannya bagi kelompok populasi kunci.


Simak Video " Video: Data Kasus HIV Terbaru, Paling Besar Populasi LSL"

(auh/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork