Pakar drone Indonesia asal Malang, Arya Dega sukses mengembangkan prototipe drone eksperimental dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Pengembangan ini mampu mendeteksi dan mengejar target secara otomatis menggunakan teknologi object recognition berbasis Python dan YOLO (You Only Look Once).
Menurut Arya Dega, drone eksperimental memanfaatkan Python dan teknologi object recognition berbasis YOLO untuk mengikuti target secara otonom. Dengan fokus pada riset, edukasi, dan pengembangan teknologi drone di Indonesia.
Arya menjelaskan, riset awal konsep drone dengan kemampuan mengenali dan mengejar target ini telah dimulai sejak Januari 2024. Kemudian, terus berevolusi mengikuti perkembangan teknologi AI dan computer vision hingga saat ini.
Prototipe drone yang dikembangkan Arya ini dirancang untuk mampu mendeteksi objek tertentu misalnya manusia, kendaraan, atau objek lain yang telah didefinisikan melalui kamera yang terpasang pada drone.
Selain itu, dapat memproses gambar secara real time menggunakan Python dan model object recognition berbasis YOLO, serta mengirim perintah ke flight controller sehingga drone dapat mengunci dan mengikuti pergerakan target secara semi-otonom maupun otonom, sesuai skenario pengujian.
"Ide awalnya sederhana, bagaimana kalau drone bukan hanya merekam, tetapi juga bisa 'mengerti' apa yang dilihatnya dan merespons secara cerdas? Dari situ saya mulai bereksperimen dengan computer vision dan AI sejak 2022, dan kemudian memanfaatkan pendekatan seperti YOLO ketika teknologi itu mulai matang," ujar Arya Dega kepada detikJatim, Senin (12/11/2025).
Arya menegaskan, pengembangan drone berbasis AI ini berorientasi pada riset, edukasi, dan eksperimen teknologi, bukan untuk tujuan destruktif. Dirinya ingin menunjukkan kepada generasi muda Indonesia bahwa teknologi AI dan drone bisa digabungkan untuk hal-hal yang bermanfaat.
Seperti pemantauan area sulit dijangkau, simulasi pencarian dan pertolongan, edukasi pemrograman dan robotik.
"Serta pengembangan kurikulum sekolah pilot drone berbasis teknologi masa depan," jelasnya.
Dalam setiap pengujian, Arya menekankan kepatuhan terhadap regulasi drone yang berlaku di Indonesia. Keselamatan operasi (safety) sebagai prioritas utama dan pengujian dilakukan pada area terkontrol dan skenario yang sudah direncanakan dengan matang.
Dalam pengembangan drone eksperimental ini, Arya menggabungkan beberapa komponen teknologi kunci, di antaranya bahasa pemrograman Python.
Untuk pengambilan feed video dari kamera serta memproses frame menggunakan library computer vision hingga mampu mengenali objek secara real time.
"Kombinasi antara kamera, Python, YOLO, dan flight controller ini membuat drone bisa merespons lingkungan secara lebih 'cerdas' dibandingkan mode manual biasa," tambah Arya.
Menurut Arya, dirinya menyakini bahwa di masa depan dunia drone bukan hanya di kemampuan terbang. Tetapi sudah masuk dalam kemampuan 'berpikir' dan mengambil keputusan berbasis data visual.
"Kalau anak-anak muda Indonesia bisa mempelajari hal ini sejak sekarang, kita tidak hanya jadi pengguna, tapi juga pencipta teknologi," tuturnya.
Ia mengungkapkan, prototipe drone AI ini masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan.
"Tapi saya ingin publik tahu bahwa eksperimen seperti ini sudah dilakukan oleh talenta lokal Indonesia sejak bertahun-tahun lalu," pungkasnya.
Ngalam Mbois adalah rubrik spesial detikJatim yang mengupas seputar seluk-beluk, capaian, prestasi, dan kelokalan khas yang ada di Malang Raya. Ngalam Mbois tayang setiap hari Senin.
Simak Video "Video Terapis AI: Ide Bagus atau Malah Berbahaya?"
(mua/hil)