Serba-serbi Hari Anti Obesitas 2025

Eka Fitria Lusiana - detikJatim
Rabu, 26 Nov 2025 13:15 WIB
Ilustrasi Obesitas. Simak serba-serbi hari obesitas sedunia/Foto: Getty Images/iStockphoto/huettenhoelscher
Surabaya -

Peringatan Hari Anti Obesitas 2025 menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai bahaya berat badan berlebih. Isu obesitas tidak dapat dipandang sebelah mata.

Tren gaya hidup masyarakat yang serba cepat, konsumsi makanan tinggi gula, hingga minimnya melakukan aktivitas fisik membuat jumlah penderita obesitas semakin meningkat sepanjang tahun.

Kondisi ini memicu beragam penyakit bagi tubuh. Pada peringatan Hari Anti Obesitas ini masyarakat bisa melakukan pencegahan dengan memulai kebiasaan hidup sehat.

Berikut ulasan mengenai awal mula peringatan Hari Anti Obesitas.

Sejarah Peningkatan Penyakit Obesitas

Pada tahun, 1950, dokter mulai menghubungkan berat badan dengan meningkatnya kasus penyakit jantung. Angkanya mulai mengalami peningkatan di tahun 1980-an.

Sementara, jumlah orang yang kelebihan berat badan melebihi jumlah orang yang kurang gizi terjadi di awal tahun 2000-an. Dari situlah, banyak negara yang kemudian melirik acara kampanye kesehatan.

Polwan Polresta Bogor Kota kunjungi anak penderita obesitas yang ingin jadi Polwan Foto: dok. istimewa

Asal Mula Peringatan Hari Anti Obesitas

Peringatan Hari Anti Obesitas pertama kali dicetuskan oleh merek kesehatan India V.L.C.C di tahun 2001. Kampanye ini melibatkan komunitas medis dan pemerintah dari berbagai negara.

Tujuannya untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan menjaga kesehatan melalui kebiasaan lebih baik, terutama di bulan November hingga Desember.

Peringatan ini segera mendapat perhatian dari berbagai pihak untuk turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan. Seperti mengikuti penyuluhan kesehatan, diskusi bersama pakar, sesi konseling, hingga menyebarkan literatur khusus terkait obesitas.

Peringatan Hari Anti Obesitas di Indonesia.

Di Indonesia, peringatan ini semakin terus digaungkan. Melihat data dari Kementerian Kesehatan RI, penderita obesitas dan diabetes semakin mengkhawatirkan, yakni satu dari empat orang dewasa menderita obesitas, sementara satu dari sepuluh menderita diabetes.

Padahal, kondisi obesitas menimbulkan beragam risiko mengkhawatirkan, seperti diabetes tipe 2, jantung, hipertensi, stroke, hingga kanker.



Simak Video "Video Wamenkes: Anak Gemuk Belum Berarti Sehat"

(ihc/hil)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork