Kabupaten Malang tidak hanya memikat wisatawan dengan keindahan alam, udara sejuk, dan ragam kuliner yang lezat. Daerah yang dikelilingi pegunungan ini juga memiliki deretan nama desa yang terdengar unik, lucu, hingga cukup "nyeleneh" bagi sebagian orang.
Beberapa nama desa bahkan sering membuat warga luar daerah penasaran karena memiliki sejarah dan cerita yang khas di balik penamaannya.
Menariknya, setiap nama desa tersebut bukan sekadar sebutan tanpa makna. Ada yang berasal dari legenda setempat, perubahan bahasa dari masa ke masa, hingga kisah para pendiri desa yang melekat kuat dalam budaya masyarakat Malang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deretan Nama Desa Unik di Kabupaten Malang
Inilah deretan nama desa unik di Kabupaten Malang yang patut diketahui, mulai dari yang bikin tersenyum sampai membuat ingin segera mencari tahu asal-usulnya.
1. Desa Gading
Desa Gading Kabupaten Malang Foto: Website desagadingbululawang |
Mengutip dari beberapa sumber, nama Desa Gading bukan berasal dari bagian tubuh gajah yang dekat dengan belalainya. Penamaan desa ini merujuk pada sebatang pohon bambu berwarna kuning yang mirip dengan warna tanduk gajah. Meski demikian, hingga kini belum ada penelitian pasti terkait asal-usul nama desa tersebut.
Secara administratif, Desa Gading memiliki luas wilayah sekitar 475,904 hektare yang terbagi untuk permukiman, pertanian, perkebunan, dan kegiatan ekonomi lainnya. Lahan permukiman meliputi 46,350 hektare, lahan pertanian 267,025 hektare, dan lahan perkebunan sekitar 160 hektare.
Wilayah desa ini juga dikenal memiliki ciri geologis berupa tanah hitam subur, sehingga sangat cocok dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan.
2. Desa Kucur
Desa Kucur Kabupaten Malang Foto: Jadesta Kemenparekraf |
Nama Desa Kucur sekilas mengingatkan pada kue tradisional kucur. Namun, penamaan desa ini tidak ada kaitannya dengan jajanan pasar tersebut. Nama Kucur berasal dari sumber air Gunung Sari yang terus mengucur atau mengalir deras di wilayah tersebut.
Mengutip situs resmi Malangkab, Desa Kucur berada di Kecamatan Dau, yang dikenal memiliki ragam wisata alam dengan harga terjangkau. Beberapa objek wisata yang ramai dikunjungi, antara lain Sendang atau waterpark, serta Bukit Jabal, yang populer dengan pemandangan gunung. Lokasi ini juga kerap dijadikan rute trekking bagi wisatawan.
3. Desa Bayem
Nama Desa Bayem terdengar unik dan berasal dari bahasa Jawa. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti "bayam", sayuran yang banyak digemari masyarakat. Mengutip dari sumber yang sama, desa ini berada di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang.
Desa Bayem memiliki destinasi wisata menantang seperti rafting dan tubing. Hamparan sawah luas dan deretan gunung yang menjulang membuat pengalaman berwisata semakin menyenangkan. Selain itu, desa ini dikenal sebagai sentra penghasil durian, sehingga cocok dikunjungi oleh para pecinta durian.
4. Desa Pait
Nama Desa Pait memiliki arti "pahit" dalam bahasa Indonesia. Menurut beberapa sumber, asal-usul nama ini bermula pada masa Perang Diponegoro. Disebutkan bahwa Pangeran Diponegoro pernah melewati kawasan yang saat itu masih berupa hutan belantara.
Di tempat itu, ia menemukan sebuah pohon besar dengan buah berwarna merah. Namun, setelah dicicipi, rasa buah tersebut ternyata sangat pahit. Dari peristiwa inilah nama Desa Pait berasal.
Desa yang berada di Kecamatan Kasembon ini memiliki wisata alam unggulan, yaitu Coban Kethak. Mengutip dari Disbudpar Jatim, air terjun dengan ketinggian 15 meter ini menawarkan pemandangan memukau dan beroperasi setiap hari mulai pukul 07.30-16.00 WIB.
5. Desa Sempol
Nama Desa Sempol mungkin mengingatkan detikers pada jajanan gorengan sempol ayam. Meski demikian, penamaan desa yang berada di Kecamatan Pagak ini tidak berhubungan dengan makanan tersebut.
Berdasarkan beberapa informasi, nama Sempol berasal dari istilah "sempol kaki", istilah Jawa Timur untuk menyebut pergelangan kaki. Nama ini kemungkinan diberikan karena kondisi wilayah yang bergunung-gunung dan berbukit sehingga masyarakat harus banyak berjalan kaki.
6. Desa Urek-urek
Nama Desa Urek-urek terdengar menarik dan unik. Dalam bahasa Indonesia, urek-urek berarti menggulung atau mencoret-coret. Namun, dalam bahasa setempat, urek berarti "ngurek saja" atau tidak suka keluar rumah.
Mengutip dari p2k.stekom, desa ini berada di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, tepatnya di sisi timur laut kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Bululawang dan Kecamatan Turen.
7. Desa Tulusbesar
Desa Tulusbesar memiliki sejarah penamaan yang unik. Menurut beberapa sumber, wilayah ini pada awalnya hanya dihuni sedikit orang yang bekerja keras dan tulus membangun daerah tersebut. Karena ketulusan mereka, wilayah ini dinamakan Desa Tulus.
Seiring waktu, jumlah penduduk semakin meningkat baik dari warga asli maupun pendatang. Nama desa pun diubah menjadi Tulusbesar untuk menggambarkan jumlah penduduk yang semakin "besar". Desa ini berlokasi di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
8. Desa Ngasem
Nama Desa Ngasem berasal dari pohon asem yang dulunya banyak tumbuh di wilayah ini. Pada awalnya, desa ini bernama Desa Asem. Namun, seiring perubahan logat masyarakat setempat, penyebutannya berangsur menjadi Ngasem.
Desa ini terletak di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Desa Ngasem terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Ngasem Krajan, Dusun Sanan, dan Dusun Babadan.
Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(ihc/irb)













































