Dalam upaya menciptakan pasar kerja Surabaya yang inklusif, Pemkot Surabaya mengadakan job fair khusus penyandang disabilitas. Acara yang baru pertama kali digelar ini berlangsung selama dua hari, yakni 25-26 November 2025 di Gedung Wanita Candra Kencana, Jalan Kalibokor Selatan No. 2 Surabaya.
Sebanyak 285 lowongan kerja dari total 10 perusahaan ternama tersedia bagi para peserta yang hendak melamar. Beberapa di antaranya, yakni PT Grab Teknologi Indonesia, PT Federal International Finance (FIF) , PT Neo Sarana Medika, PT Neo Laboratorium, PT Mega Marine Pride, PT Midi Utama Indonesia, Tbk., PT Inserasena Atau Polygon, Doubletree By Hilton, dan Konveksi Jerry & Selvy.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Lilik Arijanto mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membuka job fair hari pertama. Ia berpesan kepada masyarakat agar dapat memberikan kesempatan yang sama bagi teman-teman disabilitas untuk berkembang dan bekerja.
Lilik pun mengapresiasi perusahaan yang telah bekerja sama dalam kegiatan ini.
"Terima kasih kepada perusahaan-perusahaan yang telah menunjukkan komitmen nyata dalam membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas. Ini adalah bentuk kolaborasi yang harus terus diperkuat antar pemerintah kerja dan komunitas disabilitas maupun sahabat penyandang disabilitas," kata Lilik, Selasa (25/11/2025).
Usai sambutan dan penyerahan penghargaan kepada perusahaan mitra diberikan, para pelamar dipersilakan untuk menuju booth perusahaan yang diinginkan. Sebanyak 300 pelamar yang merupakan sahabat disabilitas antusias menyisir stan-stan yang ada didampingi dengan keluarga maupun kerabat masing-masing.
Pemerintah Kota Surabaya menjamin, pendampingan penuh kepada para pelamar hingga proses kontrak kerja.
Dalam kesempatan ini, Kepala Disperinaker Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menegaskan, hubungan antara industri dan pekerja disabilitas akan terus dipantau. Ia menekankan bahwa upaya tersebut dilakukan agar sahabat disabilitas mendapatkan lingkungan kerja yang aman, layak, dan setara.
Bagi peserta yang belum berkesempatan mendapat pekerjaan lewat acara ini, Agus menyarankan agar dapat melamar kembali melalui aplikasi ASSiK (Arek Suroboyo Siap Kerjo).
"Kami akan simpan lowongan-lowongan kerja yang ramah disabilitas di aplikasi tersebut," ucapnya saat wawancara bersama media.
Di sisi lain, para peserta mengungkapkan harapan dan sarannya terhadap acara ini. Suntoro (46), penyandang disabiitas Tunadaksa belum kunjung menemukan lowongan yang sesuai karena terhambat persyaratan usia.
"Sedih kalau masih ada batasan-batasan. Untuk disabilitas saja sudah dibatasi, kok masih dibatasi lagi umurnya. Semoga perusahaan bisa menghapus syarat usia karena kami masih mampu bekerja meskipun usia tidak lagi muda," tutunya.
Sementara itu, Ani (53), salah satu orang tua penyandang disabilitas menambahkan, agar peluang kerja bagi para penyandang disabilitas di Surabaya bisa diperluas. Dengan berbagai masukan tersebut, diharapkan Pemkot Surabaya dapat menggelar job fair yang adaptif terhadap kebutuhan penyandang disabilitas, termasuk memperluas kesempatan tanpa membatasi usia.
Melalui kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah, dunia industri, dan komunitas disabilitas, ajang ini bukan hanya menjadi tempat mencari pekerjaan, tetapi juga ruang untuk membangun kesetaraan dan membuka jalan bagi penyandang disabilitas untuk bekerja, berkarya, dan berdiri mandiri di tengah masyarakat.
Simak Video "Video Pramono Resmi Buka Job Fair Disabilitas: Mereka Harus Dapat Peran Nyata"
(hil/hil)