8 Fakta Mbah Darmaji Manusia Gua Jombang Bakal Direlokasi Usai 42 Tahun

8 Fakta Mbah Darmaji Manusia Gua Jombang Bakal Direlokasi Usai 42 Tahun

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Selasa, 25 Nov 2025 10:11 WIB
Petugas BKPH Jabung saat mendatangi Mbah Darmaji, manusia gua yang tinggal di Gua Anggaswesi Jombang.
Petugas BKPH Jabung saat mendatangi Mbah Darmaji, manusia gua yang tinggal di Gua Anggaswesi Jombang.(Foto: dok Perhutani BKPH Jabung)
Jombang -

Perjalanan panjang relokasi Mbah Darmaji, manusia gua yang puluhan tahun menghuni Gua Anggas Wesi di pedalaman Jombang, akhirnya menemui titik terang. Setelah bertahun-tahun menolak pindah dari gua yang ia sebut rumah, pendekatan persuasif Perhutani perlahan membuatnya luluh.

Keputusan ini membuka peluang untuk menata kembali kawasan gua yang selama bertahun-tahun menjadi kumuh akibat aktivitas penghuni sehingga jumlah peziarah merosot, dan relokasi ini diharapkan dapat menjadikan Gua Anggas Wesi kembali bersih serta layak dikunjungi.

Berikut sejumlah faktanya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Mbah Darmaji Akhirnya Mau Direlokasi

Setelah berbagai upaya gagal, dialog intensif beberapa waktu terakhir membuat Mbah Darmaji membuka diri, hingga ia bahkan bersedia menunjukkan identitas dirinya kepada petugas.

"Alhamdulillah PakSudarmaji yang selama ini tertutup, perlahan mau terbuka dengan kami. Apabila terjadi sesuatu padanya, kami diminta menghubungi keluarga diBoyolali, kami diberi nomor ponsel keluarganya," jelas Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jabung, Tarmidi, kepada detikJatim, Selasa (25/11/2025).

ADVERTISEMENT
Tempat tinggal manusia gua di pedalaman hutan JombangTempat tinggal manusia gua di pedalaman hutan Jombang Foto: Enggran Eko Budianto

2. Berasal dari Boyolali-Lahir tahun 1957

KTP yang ditunjukkan untuk pertama kalinya kepada petugas mengungkap bahwa pria itu berusia 68 tahun, informasi penting yang sebelumnya tak pernah diketahui karena ia menolak membuka diri.

"Alhamdulillah Pak Sudarmaji yang selama ini tertutup, perlahan mau terbuka dengan kami. Apabila terjadi sesuatu padanya, kami diminta menghubungi keluarga di Boyolali, kami diberi nomor ponsel keluarganya," ujar Tarmidi.

3. Minta Privasinya Tetap Dijaga

Meski bersedia pindah, Mbah Darmaji tetap menegaskan permintaan khusus soal privasi agar kehidupannya tidak diganggu termasuk keluarga yang selama ini tidak tinggal bersamanya di hutan.

"Alhamdulillah Pak Sudarmaji yang selama ini tertutup, perlahan mau terbuka dengan kami. Apabila terjadi sesuatu padanya, kami diminta menghubungi keluarga di Boyolali, kami diberi nomor ponsel keluarganya," tegas Tarmidi.

4. Direlokasi ke Gubuk Dekat Gua

Perhutani menyiapkan gubuk seluas 4x6 meter sebagai tempat tinggal baru yang lebih layak sehingga ruang gua bisa kembali bersih dan difungsikan sebagai area ritual bagi peziarah.

"Pak Sudarmaji sudah bersedia pindah ke gubuk supaya gua menjadi bersih, kami manfaatkan setidaknya sebagai penerima tamu (pengunjung gua). Dia sudah siap dengan permintaan gubuknya dibenahi supaya layak ditempati," terangnya.

5. Hidup dari Pemberian Peziarah dan Menggarap Lahan

Penghasilan Mbah Darmaji berasal dari peziarah yang datang silih berganti serta dari lahan tumpangsari seluas 1.500 meter persegi yang ia tanami jagung sebagai anggota luar biasa LMDH.

"Untuk makan sehari-hari Pak Sudarmaji sampai hari ini dari peziarah. Masih ada beberapa peziarah silih berganti yang kirim makanan. Yang kedua dengan menggarap lahan," tandasnya.

6. Area Gua Kumuh

Keberadaan alas tidur, dapur, serta kandang ayam di dalam gua membuat kondisi semakin kotor dan berbau sehingga menurunkan minat peziarah yang dulu rutin datang untuk bersemedi.

"Saya melihat gua itu kumuh karena ada ternak ayamnya juga. Awal 2025, saya bersama Danramil Trowulan dan mantri Perhutani nego dengan Pak Darmaji agar pindah ke gubuk di luar gua. Sekitar 50-100 meter dari gua kami buatkan gubuk tanpa memungut apapun dari Pak Darmaji supaya tidak menggangu para peziarah. Namun, Pak Darmaji tidak mau pindah," terangnya, Jumat (7/11/2025).

7. Sudarmaji Tinggal di Gua Sejak 1983

Selama 42 tahun ia hidup di gua yang ia yakini sebagai tempat spiritual, dan ia kerap menerima tamu ritual hingga kondisi gua semakin padat dan tidak terawat selama bertahun-tahun.

"Pak Darmaji menghuni Gua Anggas Wesi sejak 1983 atau 42 tahun silam. Pria asal Boyolali itu bertahan hidup dengan mengandalkan pemberian tamu. Sebab ia mengklaim dirinya sebagai juru kunci gua," tutur Tarmidi.

8. Ada Keluarga Lain Tinggal Tanpa Izin di Gua

Selain Mbah Darmaji, satu keluarga asal Jogoroto juga membuat gubuk di tepian ngarai dekat gua untuk menjalani ritual, dan kini Perhutani sedang berupaya memulangkan mereka secara persuasif.

"Sedangkan 4 orang (sebelumnya 6 orang) yang tinggal di gubuk sebelah kanan Gua Anggas Wesi, merupakan satu keluarga asal Jogoroto, Jombang," kata Kepala Dusun Irwandi.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Fenomena Manusia Gua Jombang, 60 Tahun Hidup di Pedalaman Hutan"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads