Tiga warga dilaporkan mengalami luka bakar akibat awan panas guguran (APG) dan material vulkanik erupsi Gunung Semeru pada Rabu malam (19/11) kemarin.
Ketiganya saat ini menjalani perawatan intensif di RSUD Haryoto Lumajang. Hal tersebut disampaikan oleh dr. Riana Sesanti, Sp.KFR, yang bertugas sebagai Wakil Direktur Layanan RSUD Haryoto.
Menurut penjelasannya, dua dari tiga korban merupakan pasangan suami istri asal Kediri, yaitu Normawati (42) dan Hariyono (49). Keduanya mengalami luka bakar grade 2 dengan luas sekitar 11 persen di area wajah dan tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, keduanya juga mengalami trauma inhalasi atau cedera pada saluran pernapasan akibat menghirup udara panas dan debu vulkanik.
"Dua orang kami terima tadi malam. Keduanya langsung kami tangani di IGD dan masuk kamar operasi untuk perawatan luka bakarnya. Mereka mengalami luka bakar 11 persen di area wajah dan tangan, dan ada trauma inhalasi," ujar dr. Riana, Kamis (20/11/2025).
Sementara itu, satu korban lainnya, Dimas (50), warga Candipuro, mengalami luka bakar grade 1 seluas 16 persen pada tungkai bawah kanan dan kiri. Ia dievakuasi pada Kamis dini hari dan kini sudah berada di ruang perawatan biasa setelah kondisi awalnya dinyatakan stabil.
Terkait kebutuhan operasi lanjutan, dr. Riana menjelaskan bahwa tindakan operasi plastik untuk saat ini belum diperlukan.
"Operasi plastik sementara belum dibutuhkan karena derajat luka bakarnya masih grade 2. Kami akan memantau perkembangannya," jelasnya.
Untuk kondisi terkini, satu dari dua korban asal Kediri dalam keadaan stabil dan diperkirakan dapat dipindahkan dari ICU dalam satu hingga dua hari ke depan. Namun, istrinya masih memerlukan alat bantu napas karena cedera di saluran pernapasan.
"Yang perempuan masih kami bantu dengan ventilator untuk mempertahankan fungsi pernapasannya. Jika membaik, maka nanti alatnya bisa dilepas," tambah dr. Riana.
Dalam penanganan awal, tim medis memprioritaskan stabilisasi, pemenuhan kebutuhan cairan, serta pembersihan luka untuk mencegah infeksi sekunder. Khusus pasien dengan trauma inhalasi, stabilisasi saluran napas menjadi fokus utama.
"Perawatan sementara cukup dilakukan di RSUD Haryoto sambil kami pantau perkembangan setiap pasien," tutupnya.
Hingga kini, pihak rumah sakit terus memonitor perkembangan kondisi ketiga korban sambil memastikan seluruh kebutuhan medis terpenuhi pasca insiden APG erupsi Semeru tersebut.
(auh/abq)











































