124 Ternak Warga Lumajang Mati Disapu Awan Panas Semeru

124 Ternak Warga Lumajang Mati Disapu Awan Panas Semeru

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 20 Nov 2025 15:45 WIB
Warga melintasi kondisi mushalla yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (20/11/2025). Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat bencana pada 1925 November untuk mempercepat penanganan kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nz
Warga di Probojiwo, Lumajang membawa ternak yang masih bisa diselamatkan (Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya)
Lumajang -

Dahsyatnya erupsi Gunung Semeru ternyata membawa kerugian material yang tek sedikit. Ratusan ternak milik warga di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang tercatat mati karena imbas awan panag gugurn (APG).

Dari data yang dihimpun detikJatim dari BPBD, sebanyak 124 ternak milik warga Desa Supiturang, Pronojiwo mati. Rinciannya, 4 ekor sapi dan 120 ekor kambing. Data ini tercatat pada Kamis (20/11) pukul 10.00 WIB.

Suradi (54), warga setempat menceritakan, awan panas tak hanya menerjang rumahnya namun juga puluhan ternak warga lainnya. Ini menjadi kali kedua tempat tinggalnya tersapu panas awan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada dua desa, Desa Sumbersari dan Kamar A, Desa Supit Urang, ada kurang lebih 50 rumah, dan bangunan sekolah dan tempat ibadah. Ada juga puluhan ternak milik warga hilang tersapu erupsi Gunung Semeru," kata Suradi kepada detikJatim, Kamis (20/11/2025).

ADVERTISEMENT

Suradi menuturkan, sebelum awan panas meluncur, warga lebih dulu mendengar sirine keras berbunyi yang menandai peringatan bahaya. Sontak warga berlarian menuju lokasi aman.

"Sirine peringatan meraung-raung dan warga langsung keluar berlari menyelamatkan diri ke tempat aman," ujar Suradi.

Senada dengan Suradi, Muhlisin Hamdani (31) warga Desa Kamar A, Lumajang menceritakan, guguran erupsi Gunung Semeru juga membuat puluhan hingga ratusan rumah di Desa Kamar A rata dengan tanah. Saat ini banyak warga yang kembali mendatangi rumahnya untuk melihat kondisi rumah mereka.

"Saat ini dilakukan pendataan. Belum tahu pasti berapa rumah yang rata dengan tanah atau rusak. Sekitar puluhan sampai ratusan," katanya, Kamis (20/11/2025).

Beruntung, lanjut Muhlisin, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebab, warga mengungsi dua jam sebelum guguran Semeru tiba di Desa Kamar A.

"Warga mendapat peringatan 2 jam sebelumnya. Begitu mendengar sirine, warga langsung mengungsi," Lanjut Muhlisin.

Muhlisin menuturkan, saat ini warga masih banyak membutuhkan bantuan dari pemerintah atau masyarakat. Terutama, makanan, pakaian, obat-obatan dan masker.

Saat ini, BPBD Kabupaten Lumajang bersama stakeholder lain masih melakukan asesmen terkait kerusakan dan kerugian akibat erupsi Semeru 2025.

Sementara itu, wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro masih diguyur hujan abu. Jalan Raya Piket Nol, penghubung Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, ditutup total karena dinilai berisiko tinggi dan berbahaya.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads