Selama dua tahun terakhir, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan dengan erupsi disertai awan panas guguran. Letusan-letusan ini tidak hanya menghasilkan kolom abu hingga ribuan meter, tetapi juga meluncurkan awan panas dengan jarak luncur bervariasi.
Puncak aktivitas terjadi pada 19 November 2025, ketika Gunung Semeru meletus dahsyat dengan kolom abu setinggi 2 kilometer di atas puncak dan luncuran awan panas mencapai 13 kilometer.
Material panas juga sampai kawasan Jembatan Gladak Perak, salah satu jalur vital menuju lereng gunung. Erupsi kali ini memicu peningkatan status Gunung Semeru dari Level II (Waspada) menjadi Level IV (Awas).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Video Timelapse Erupsi Semeru |
Awan Panas Guguran Semeru Selama Dua Tahun Terakhir
Selama dua tahun terakhir, Gunung Semeru terus mengalami erupsi disertai awan panas guguran, dengan kolom abu menjulang hingga ribuan meter dan luncuran awan panas mencapai beberapa kilometer ke lereng dan sungai berhulu gunung. Berikut daftarnya berdasarkan arsip pemberitaan detikJatim.
8 Januari 2024
Gunung Semeru erupsi pada Senin8 Januari 2025 pukul 01.38 WIB, dengan kolom letusan setinggi 2.000 meter yang terpantau melalui CCTV. Asap vulkanik mengarah ke selatan-barat daya, sementara awan panas meluncur sejauh 1.000 meter ke tenggara.
Saat itu, status Gunung Semeru berada di Level 3 (Siaga). BPBD Lumajang mengimbau warga menjauhi area dalam radius 13 km dari puncak serta mewaspadai potensi awan panas guguran dan aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Semeru.
28 Maret 2024
Dilansir Badan Geologi ESDM, pada Kamis 28 Maret 2024 pukul 15.18 WIB, Gunung Semeru erupsi dengan awan panas. Jarak luncurnya tidak teramati karena gunung tertutup kabut. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo 37 mm dan durasi 27 menit, sementara tinggi kolom abu tak terlihat akibat cuaca.
Potensi lahar juga tinggi mengingat curah hujan yang besar, sebab material guguran dan endapan awan panas dapat terbawa air hujan.Status Gunung Semeru saat itu pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi kewaspadaan yang disesuaikan dengan ancaman bahaya terkini.
10 November 2024
Gunung Semeru meluncurkan awan panas pada Minggu 10 November 2024 pukul 14.40 WIB. Awan panas terekam dengan amplitudo 22 mm selama 478 detik dan disertai getaran banjir.
Jarak luncuran tidak teramati karena gunung tertutup kabut, namun peristiwa tersebut tidak berdampak ke permukiman warga di lereng Semeru. Hingga sore hari, Pos Pengamatan mencatat 10 kali erupsi dengan tinggi letusan mencapai 700 meter.
25 Desember 2024
Gunung Semeru erupsi enam kali dalam kurun 10 jam pada Rabu 25 Desember 2024. Pos Pantau PPGA Gunung Sawur mencatat erupsi pertama terjadi pukul 01.00 WIB dengan kolom abu setinggi 800 meter.
Erupsi berikutnya terjadi pukul 02.27 dan 04.31 WIB dengan kolom abu mencapai 1.000 meter. Aktivitas vulkanik berlanjut pukul 05.35 dan 06.37 WIB, masing-masing menghasilkan letusan setinggi 900 dan 800 meter. Erupsi keenam pada pukul 09.52 WIB tidak terpantau secara visual karena kabut tebal.
Pada pukul 04.30 WIB, Semeru juga meluncurkan awan panas sejauh 3.000 meter ke arah Besuk Kobokan, namun masih berada dalam radius aman dari permukiman. BPBD Lumajang menyebut tidak ada dampak ke warga, dan hingga siang hari belum ada laporan kerusakan.
9 Juli 2025
Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu (9/7/2025) pukul 08.14 WIB, memuntahkan kolom abu setinggi 1 kilometer. Erupsi juga disertai awan panas dengan jarak luncur hingga 4 kilometer ke arah tenggara, tepatnya kawasan Besuk Kobokan.
Aktivitas erupsi Gunung Semeru tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 214 detik. Saat itu, status Gunung Semeru berada di Level 2 (Waspada).
19 November 2025
Erupsi pada 19 November 2025 menjadi salah satu letusan terbesar Gunung Semeru dalam dua tahun terakhir. Letusan terjadi pada Rabu siang dan memicu guguran awan panas yang meluncur sejauh 13 kilometer ke arah Besuk Kobokan dan Kali Lengkong.
Luncuran material panas ini juga mencapai kawasan sekitar Jembatan Gladak Perak, yang merupakan salah satu jalur utama menuju lereng Gunung Semeru dan sering dilalui warga serta relawan.
PVMBG melaporkan kolom abu setinggi 2 kilometer di atas puncak, disertai gempa letusan dengan amplitudo mencapai 40 mm. Aktivitas vulkanik yang meningkat drastis dalam waktu singkat membuat status gunung dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga), hingga akhirnya ditetapkan dalam Level IV (Awas).
(auh/irb)











































