Gunung Semeru kembali meletus dahsyat pada Rabu (19/11/2025), memuntahkan guguran awan panas sejauh 13 kilometer hingga Gladak Perak. Di tengah situasi tersebut, sebanyak 178 orang pendaki terjebak di Ranu Kumbolo hingga malam hari.
Sukaryo, yang akrab dipanggil Cak Yo, relawan Sahabat Volunteer Semeru (Saver), menjelaskan kondisi di lokasi saat erupsi terjadi. Menurut Cak Yo, pendakian pada hari itu sempat dibuka sejak pagi. Pendaki pertama baru sampai di Ranu Kumbolo sekitar puku 19.00-20.00 malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski Gunung Semeru sudah menunjukkan aktivitas, radius aman masih berada di kisaran 5-8 kilometer. Namun, saat status Gunung Semeru naik menjadi Awas, pihaknya bersama relawan langsung memastikan kondisi di Ranu Kumbolo tetap aman dan tidak terdampak erupsi.
"Iya, jadi kemarin kan pendakian masih dibuka dari pagi, jadi mereka perjalanan pendaki pertama datang jam 16.00 WIB. Malam baru sampai di Ranu Kumbolo. Kamu dapat berita itu (erupsi dan status naik) dari vulkanologi," katanya dihubungi detikJatim, Kamis (20/11/2025).
Sementara itu, jelas Cak Yo, untuk pendakian pada hari ini tidak ada aktivitas naik ke gunung. Sejak pagi, para pendaki yang sebelumnya berada di Ranu Kumbolo mulai turun secara bertahap.
"Untuk hari ini tidak ada pendaki yang naik. Sejak pagi banyak pendaki mulai turun, dan masih mengemas barang-barang," jelas Cak Yo.
Menurut Cak Yo, semua pendaki yang sempat terjebak di Ranu Kumbolo berada dalam kondisi aman, dan tidak terkena awan panas, karena arah guguran awan panas Semeru mengarah ke Gladak Perak. Sehingga Ranu Kumbolo relatif aman tanpa abu vulkanik.
"Awan panasnya ke Gladak Perak. Nggak ada abu vulkanik di Ranu Kumbolo. Kalau di Ranu Kumbolo kondisinya sedikit berkabut, ini sudah clear, saya akan memastikan saya yang terakhir turun, dan sudah tidak ada pendaki di sini," terangnya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani menyebut total pendaki yang terjebak di Ranu Kumbolo berjumlah 178 orang. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Pendamping Pendakian Gunung Semeru Terdaftar (PPGST) terkait keberadaan ratusan orang tersebut.
"Sore tadi (kemarin), teman-teman PPGST menyampaikan bahwa evakuasi malam tidak direkomendasikan," ujar Septi.
Menurut Septi, upaya evakuasi malam berisiko tinggi karena jalur gelap, licin akibat hujan, dan rawan longsor. Untuk itu, TNBTS meminta para pendaki bermalam di lokasi dan menunda perjalanan turun menuju Ranupani hingga kondisi aman.
Rinciannya, dari total 178 orang yang terjebak, 137 adalah pendaki, satu petugas, dua relawan Saver, tujuh PPGST, 15 porter, dan enam orang dari Tim Kementerian Pariwisata.
(irb/hil)











































