Material abu vulkanik yang berubah menjadi lumpur licin menutupi Jembatan Gladak Perak dan aliran Sungai Curah Kobokan usai diterjang awan panas guguran Semeru. Situasi berbahaya ini membuat polisi menutup total jembatan dan mengusir warga yang nekat datang hanya untuk berfoto.
Situasi terkini di aliran Sungai Curah Kobokan dan Jembatan Gladak Perak, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, setelah dilintasi awan panas guguran (APG) erupsi Gunung Semeru pada Rabu sore, masih berisiko tinggi.
Tumpukan tebal material abu vulkanik yang terkena hujan menutupi aspal jalan, baik di atas jembatan maupun sejumlah titik di Jalan Piket Nol yang terpapar awan panas. Campuran debu dan air hujan berubah menjadi lumpur vulkanik yang licin saat dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari atas Jembatan Gladak Perak juga terlihat luncuran awan panas yang masih mengeluarkan asap, menandakan material vulkanik masih panas.
Polisi dari Polsek Candipuro dan Polres Lumajang berjaga di lokasi dan melarang pengendara melintasi jembatan. Tak hanya itu, petugas juga mengusir warga yang datang hanya untuk asyik berfoto dan menjadikan lokasi bencana sebagai wisata dadakan, karena area tersebut merupakan zona musibah.
Kapolsek Candipuro AKP Lugito mengatakan kondisi jembatan dan aliran sungai masih sangat berbahaya.
"Untuk situasi terkini di atas Jembatan Gladak Perak dan aliran Sungai Curah Kobokan, masih beriso tinggi dan debu bercampur air hujan menjadi lumpur yang licin, berbahaya bagi pengendara baik roda 2 dan 4," ujar Lugito, Kamis (20/11/2025).
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat mematuhi aturan pemerintah terkait penutupan Jembatan Gladak Perak dan tidak datang ke lokasi bencana untuk dijadikan tempat wisata dadakan.
Selain itu, warga yang bermukim di titik rawan erupsi diminta sementara mengungsi ke lokasi aman karena dikhawatirkan terjadi letusan susulan atau awan panas guguran kembali.
Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar mengatakan pihaknya mengimbau dan melarang keras warga datang ke lokasi bencana hanya untuk berwisata. Ia menegaskan bahwa lokasi terdampak erupsi adalah area musibah, bukan tempat wisata.
"Kita perintahkan anggota yang ada di sejumlah titik lokasi bencana yang terdampak paparan vulkanik Awan Panas Guguran (APG) Gunungapi Semeru, untuk mengusir dan melarang warga yang datang ke lokasi hanya untuk berfoto ria, ini bukan tempat wisata ini musibah," tegas Kapolres Lumajang, Kamis (20/11/2025).
AKBP Alex menambahkan, kebiasaan sebagian warga yang datang ke lokasi bencana bukan untuk membantu atau meringankan beban korban, tetapi justru menjadikan area itu sebagai tempat berfoto ria dan swafoto.
"Tolong kesadaran untuk masyarakat baik warga dari Lumajang sendiri, maupun warga dari luar kota, yang hanya datang ke lokasi Jembatan Gladak Perak hanya untuk menonton dan foto, selain titik tersebut masih berbahaya dan berisiko tinggi, kecuali untuk membantu meringankan beban penderitaan para korban, kami perbolehkan," tambah Alex.
(irb/hil)











































