Letusan dahsyat Gunung Semeru membuat statusnya melonjak ke level IV atau Awas. Aktivitas vulkanik meningkat tajam dengan 32 kali gempa guguran selama enam jam.
Aktivitas Gunung Semeru kembali meningkat dengan puluhan gempa erupsi dan guguran tercatat pada Kamis (20/11/2025). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan keras agar warga tidak beraktivitas di sektor tenggara dan radius berbahaya di sekitar puncak Semeru.
Dalam laporan pengamatan harian, Gunung Semeru yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-II. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung dengan angin lemah bertiup ke arah utara, tenggara, dan selatan. Suhu udara tercatat berada di kisaran 20-22Β°C.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi kegempaan, aktivitas vulkanik Semeru menunjukkan peningkatan signifikan. Tercatat 25 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan durasi 71-141 detik. Selain itu, terjadi 32 kali gempa guguran, satu gempa hembusan, dan satu gempa tektonik jauh.
Dalam laporannya, petugas PVMBG, Yadi Yuliandi, A.Md menjelaskan, kondisi ini menandakan aktivitas vulkanik Semeru masih tinggi dan berbahaya. Ia menegaskan kembali larangan keras terhadap aktivitas masyarakat di zona berisiko.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 kilometer dari puncak. Di luar jarak itu pun, masyarakat dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari sempadan sungai karena area ini masih berpotensi terlanda awan panas dan aliran lahar," kata Yadi.
Ia juga menegaskan bahwa aktivitas di radius 8 km dari kawah/puncak Semeru dilarang total karena rawan bahaya lontaran batu pijar.
"Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang sungai atau lembah yang berhulu di puncak Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat," jelas Yadi.
PVMBG mengingatkan bahwa aliran lahar dapat muncul sewaktu-waktu, terutama saat hujan turun di kawasan puncak. Warga diminta tetap mengikuti informasi resmi dan tidak memasuki zona bahaya yang telah ditetapkan.
Sebelumnya, Manajer Pusdalops BPBD kabupaten Lumajang Dwi Nur Cahyo mengatakan Gunung Semeru masih terlihat mengeluarkan asap kelabu dari puncak. Hingga saat ini status Semeru masih berada di level awas.
"Saat ini gunung Semeru masih fluktuatif. Status masih level awas," ujar Dwi Nur Cahyo kepada detikJatim, Kamis (20/11/2025).
Petugas mengimbau warga tidak beraktivitas di sisi tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 kilometer dari puncak Gunung Semeru. Warga juga diminta menjauhi jalur aliran lahar sejauh 500 meter dari sungai.
"Petugas mengimbau kepada warga tidak beraktivitas di sisi tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer," pungkas Dwi.
Seperti diketahui, Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu (19/11) dan kini statusnya naik ke level IV (Awas). Sebanyak 178 pendaki tertahan di Ranu Kumbolo.
Simak Video "Video: Kondisi Terkini Aliran Sungai Curah Kobokan Usai Gunung Semeru Erupsi"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hil)











































