Terumbu Karang Hewan atau Tumbuhan?

Terumbu Karang Hewan atau Tumbuhan?

Irma Budiarti - detikJatim
Rabu, 19 Nov 2025 15:45 WIB
Pulau Sali dapat menjadi destinasi wajib dikunjungi bagi para pecinta diving. Keindahan alam bawah lautnya tak kalah mempesona dari yang lain. Penasaran? Lihat yuk.
ILUSTRASI TERUMBU KARANG. Foto: Agung Pambudhy
Surabaya -

Di balik keindahan warna-warni bawah laut, terumbu karang kerap memunculkan pertanyaan klasik, sebenarnya mereka hewan atau tumbuhan? Pertanyaan ini muncul karena karang terlihat seperti tanaman laut yang tidak bergerak, hidup menempel, dan memiliki bentuk menyerupai tanaman.

Namun, tampilan itu justru menutupi fakta ilmiah yang lebih menarik mengenai bagaimana organisme ini bertahan dan membangun salah satu ekosistem paling produktif di planet ini. Pemahaman yang keliru dapat mempengaruhi cara kita merawat dan melindunginya.

Mengetahui apa sebenarnya terumbu karang, serta bagaimana mereka hidup, tumbuh, dan berperan di lautan, akan membantu memperjelas betapa vitalnya keberadaan mereka bagi keseimbangan ekosistem laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Terumbu Karang?

Terumbu karang adalah ekosistem bawah laut yang terbentuk dari koloni polip karang, hewan kecil berbentuk kantung dengan tentakel yang menangkap makanan. Polip ini mengeluarkan kalsium karbonat (CaCO₃), yang akhirnya menjadi struktur keras tempat karang tumbuh dan membentuk benteng alami di dasar laut.

ADVERTISEMENT

Melansir Repository Unimal yang ditulis Nabil Zurba, ekosistem ini umumnya tumbuh di perairan tropis dangkal yang jernih dan kaya cahaya, karena karang hidup berdampingan dengan algae mikroskopis bernama zooxanthellae yang melakukan fotosintesis.

Karang sendiri termasuk filum Cnidaria, satu kelompok dengan anemon laut dan ubur-ubur. Keberadaannya menjadi rumah bagi ribuan spesies laut, menjadikan terumbu karang salah satu ekosistem paling beragam di bumi.

Terumbu Karang Hewan atau Tumbuhan?

Meski tampak seperti tanaman laut karena bentuknya yang bercabang dan hidup menempel, terumbu karang sebenarnya memiliki karakteristik yang sangat berbeda dari tumbuhan. Banyak orang masih salah mengira karang sebagai tumbuhan karena warnanya yang cerah serta hubungannya dengan cahaya matahari.

Namun, jika ditelusuri dari sisi biologi, karang menunjukkan ciri-ciri yang jelas sebagai hewan. Untuk memahami perbedaannya, berikut beberapa alasan ilmiah yang menjelaskan mengapa karang dikategorikan sebagai hewan, bukan tanaman.

  • Karang memiliki polip yang menangkap mangsa seperti plankton menggunakan tentakel.
  • Karang tidak mampu membuat makanan sendiri tanpa bantuan organisme lain.
  • Polip karang memiliki struktur tubuh khas hewan Cnidaria dan bersifat sessile (menempel), bukan autotrof seperti tumbuhan.

Mengapa Karang Bisa Melakukan Fotosintesis?

Kebingungan sering muncul karena karang bisa melakukan proses yang menyerupai aktivitas tumbuhan, yakni fotosintesis. Karang memang sering terlihat seperti "tumbuhan laut" karena warnanya cerah dan kemampuannya memanfaatkan cahaya matahari untuk bertahan hidup.

Namun, kemampuan ini bukan berasal dari karangnya sendiri. Di dalam jaringan polip karang, hidup algae mikroskopis bernama zooxanthellae. Algae inilah yang melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen serta makanan seperti glukosa, lipid, dan asam amino, yang kemudian digunakan karang sebagai sumber energi.

Sebagai balasannya, karang menyediakan tempat tinggal yang aman dan pasokan nutrisi bagi zooxanthellae. Hubungan simbiosis ini membuat karang bisa tumbuh subur di perairan dangkal yang kaya cahaya, memproduksi kalsium karbonat jauh lebih cepat, dan menjadi pembentuk utama struktur terumbu.

Namun, ketika suhu laut meningkat, karang dapat mengusir algae ini dan kehilangan sumber energi vitalnya. Kondisi inilah yang menyebabkan pemutihan atau coral bleaching, tanda bahwa karang berada dalam tekanan lingkungan yang serius.

Jenis-jenis Karang dan Bentuk Koloninya

Keberagaman terumbu karang bukan hanya terlihat dari warna-warni yang memukau, tetapi juga dari bentuk koloninya yang sangat beragam. Setiap jenis karang memiliki struktur dan pola pertumbuhan yang berbeda, mulai dari yang bercabang seperti pohon kecil hingga yang membentuk kubah besar menyerupai otak.

Ragam bentuk inilah yang membuat ekosistem terumbu karang menjadi kompleks dan menjadi rumah bagi berbagai jenis organisme laut. Secara umum, karang dibagi menjadi dua kelompok besar yang masing-masing memiliki ciri dan peran berbeda dalam membentuk ekosistem bawah laut.

1. Karang Keras (Hard Coral - Scleractinia)

Karang keras merupakan jenis karang yang menjadi pembentuk utama terumbu karena memiliki kerangka kapur yang kuat dan massif. Kerangka ini tersusun dari kalsium karbonat (CaCO₃) yang dihasilkan polip karang, organisme kecil yang hidup berkoloni dan menjadi fondasi terbentuknya struktur terumbu.

Permukaannya terasa kasar dan kokoh karena lapisan kapur tersebut terus tumbuh mengikuti aktivitas polip di dalamnya. Jenis karang keras memiliki variasi bentuk koloni yang sangat beragam. Beberapa di antaranya sebagai berikut.

  • Bentuk branching yang bercabang seperti pohon kecil.
  • Massive yang membentuk bongkahan besar menyerupai kubah.
  • Plate yang melebar seperti piring.
  • Encrusting yang menempel dan merayap di permukaan batu atau substrat lain.

2. Karang Lunak (Soft Coral - Alcyonacea)

Berbeda dari karang keras, karang lunak tidak memiliki kerangka kapur yang massif. Struktur tubuhnya lebih lentur sehingga tampak melambai mengikuti arus laut. Kelenturan ini berasal dari jaringan internal yang lebih lembut serta adanya spikula.

Spikula adalah struktur kecil seperti jarum, yang memberi sedikit penopang, tetapi tidak membentuk kerangka padat seperti pada karang keras. Ciri khas lain dari karang lunak adalah polipnya yang memiliki delapan tentakel bercabang halus. Polip-polip ini hidup berkoloni.

Juga membentuk struktur menyerupai semak atau gumpalan lembut dengan tekstur lebih halus dibandingkan karang keras. Meskipun tidak jadi pembentuk utama terumbu, karang lunak memainkan peran penting dalam ekosistem dengan menyediakan tempat berlindung dan ruang hidup bagi berbagai organisme laut kecil.

Bentuk Koloni Karang

Bentuk koloni karang sangat beragam dan mencerminkan adaptasi tiap spesies terhadap kondisi lingkungannya. Karang branching misalnya, memiliki cabang-cabang rapat yang membuatnya tumbuh cepat dan mampu memperluas area koloni dalam waktu singkat.

Namun, bentuk ini juga lebih rentan patah ketika terkena gelombang kuat. Sebaliknya, karang massive atau boulder tumbuh dalam bentuk bulat dan kokoh. Pertumbuhannya memang lambat, tetapi strukturnya yang tebal membuatnya menjadi salah satu bentuk yang paling tahan terhadap tekanan lingkungan.

Ada pula karang berbentuk plate atau tabular yang melebar seperti meja. Bentuk ini umum ditemukan di perairan berarus kuat karena mampu menangkap cahaya secara optimal sekaligus meminimalkan hambatan terhadap arus. Karang foliose memiliki bentuk menyerupai lembaran daun selada.

Sedangkan, karang mushroom tampil seperti jamur tunggal di dasar laut. Dari berbagai bentuk tersebut, spesies Acropora, yang dikenal sebagai karang bercabang,menjadi salah satu pembentuk terumbu paling dominan di Indonesia karena kemampuan tumbuhnya yang cepat dan struktur koloninya yang luas.

Alasan Terumbu Karang Penting dan Harus Dilindungi

Terumbu karang bukan sekadar pemandangan indah di bawah laut. Mereka adalah fondasi salah satu ekosistem paling kaya dan kompleks di dunia, tempat ribuan organisme bergantung untuk hidup. Perannya tidak hanya penting bagi keseimbangan ekologi laut, tetapi bagi kehidupan manusia.

Namun, meski memiliki fungsi sebesar itu, terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat sensitif. Sedikit perubahan saja pada suhu, kualitas air, atau aktivitas manusia dapat menyebabkan kerusakan besar. Untuk memahami mengapa karang harus dijaga, berikut penjelasan peran vitalnya bagi lingkungan dan manusia.

1. Habitat dan Tempat Berkembang Biak

Terumbu karang berfungsi sebagai spawning ground (tempat pemijahan), nursery ground (tempat pembesaran larva dan juvenil), serta feeding ground (tempat mencari makan) bagi ribuan spesies ikan dan organisme laut lainnya.

Struktur karang yang kompleks menyediakan ruang berlindung dan tempat persembunyian, sehingga banyak spesies bergantung pada karang sepanjang siklus hidupnya. Ekosistem ini menjadi pusat keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia.

2. Penopang Perikanan

Kesehatan perikanan sangat bergantung terumbu karang. Karang yang sehat mendukung produktivitas perairan dengan menyediakan sumber makanan dan lokasi berkembang biak bagi ikan-ikan bernilai tinggi. Komunitas pesisir mengandalkan hasil tangkapan dari kawasan terumbu untuk kebutuhan pangan dan ekonomi.

3. Pelindung Pesisir

Terumbu karang dapat meredam energi gelombang hingga 97 persen sebelum mencapai daratan. Efek ini berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi garis pantai dari abrasi, gelombang besar, hingga potensi tsunami. Tanpa terumbu karang, risiko kerusakan pesisir akan jauh lebih besar, terutama bagi wilayah tropis.

4. Penopang Pariwisata

Keindahan terumbu karang menjadi daya tarik utama kegiatan wisata bahari seperti snorkeling, diving, hingga ekowisata. Industri pariwisata ini menghasilkan pemasukan besar bagi daerah-daerah pesisir dan menjadi sumber lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

5. Penyerap Karbon

Polip karang menyerap COβ‚‚ dari air laut dan mengubahnya menjadi kalsium karbonat untuk membentuk kerangka karang. Proses ini menjadikan terumbu karang bagian dari sistem penyerapan karbon alami di laut. Meskipun tidak sekuat hutan bakau, peran karang tetap penting dalam mengurangi konsentrasi karbon.

Sayangnya, terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan. Pencemaran dari aktivitas manusia, sedimentasi yang terbawa dari daratan, serta penangkapan ikan dengan cara-cara destruktif menjadi ancaman langsung yang dapat merusak jaringan karang dalam waktu singkat.

Di sisi lain, kenaikan suhu laut akibat pemanasan global memicu pemutihan massal yang membuat karang kehilangan sumber energi vitalnya. Jika tekanan-tekanan ini terus berlangsung, kemampuan karang untuk pulih tidak akan mampu menandingi cepatnya laju kerusakan.

Regenerasi yang berjalan lambat membuat ekosistem terumbu berada pada risiko penurunan drastis, bahkan kepunahan, yang pada akhirnya juga mengancam keanekaragaman hayati laut dan keberlangsungan hidup masyarakat pesisir yang bergantung padanya.




(auh/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads