Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea bersama keluarga Pahlawan Nasional Marsinah menggelar doa bersama dan tasyakuran demi mengenang perjuangan Marsinah di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, Jawa Timur. Doa bersama yang digelar Selasa (18/11/2025) ini diikuti ratusan warga dan buruh memadati rumah keluarga besar Almarhumah Marsinah.
Sebelum tasyakuran, peserta melakukan tabur bunga di Makam Pahlawan Nasional Marsinah yang juga dihadiri ratusan buruh, warga Desa Nglundo, serta keluarga besar Marsinah.
Marsini, kakak kandung Marsinah menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kedekatan yang selama ini telah terjalin antara keluarga mereka dan KSPSI. Ia juga mengungkapkan keinginan keluarga besar membangun Museum Marsinah serta rumah singgah bagi para peziarah yang datang setiap tahun.
"Kami berharap ada tempat yang layak untuk mengenang perjuangan adik kami. Museum dan rumah singgah ini bisa menjadi ruang edukasi bagi generasi muda," kata Marsini.
Andi Gani selaku Presiden KSPSI menyatakan dukungan penuh terhadap rencana keluarga besar Marsinah itu. Dia tegaskan pengorbanan Marsinah merupakan inspirasi yang tak pernah pudar bagi gerakan buruh Indonesia.
"Marsinah adalah simbol keberanian dan martir perjuangan hak-hak buruh. KSPSI akan mendukung penuh upaya keluarga untuk mendirikan museum dan rumah singgah, sebagai pengingat bahwa perjuangan buruh tidak boleh berhenti," tegas Andi Gani.
Penasihat Kapolri ini menambahkan, generasi muda perlu mengetahui kisah Marsinah, agar semangat keberaniannya tetap hidup dan menjadi teladan dalam memperjuangkan keadilan di tempat kerja.
Hadir juga mendampingi Andi Gani, jajaran DPP KSPSI yaitu, Wakil Presiden KSPSI Roy Jinto Ferianto, Ahmad Supriadi, Idris Palar, Fredi Sembiring, Toni Pangaribuan, dan Mansyur.
Untuk diketahui, Marsinah resmi ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada Senin (10/11/2025). Ia merupakan anggota KSPSI di PT Catur Putra Surya dan dikenal gigih memperjuangkan hak-hak buruh perusahaan tersebut yang saat itu diperlakukan tidak adil.
Marsinah meninggal pada 8 Mei 1993, setelah sebelumnya menghilang pada 5 Mei 1993, akibat penganiayaan berat. Marsinah ditemukan tewas di daerah hutan Wilangan.
Simak Video "Video: Tangis Adik Marsinah Saat Upacara Pemberian Gelar Pahlawan Nasional"
(dpe/abq)