Ngalam Mbois: Athaya Remaja ADHD yang Ukir Prestasi Lewat Lukisan

Muhammad Aminudin - detikJatim
Senin, 17 Nov 2025 13:20 WIB
Athaya Putri Nirwasita, penyandang Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) mengukir prestasi gemilang lewat lukisan. Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim
Malang -

Keterbatasan tidak membuat Athaya Putri Nirwasita harus pasrah diri. Perempuan penyandang Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) ini justru mengukir prestasi gemilang. Berbeda dengan remaja pada umumnya, perempuan berusia 20 tahun itu memiliki kemampuan melukis yang luar biasa.

Athaya menderita ADHD atau gangguan perkembangan saraf semenjak berusia 2 tahun. Kondisi ini sempat membuat ibunya, Isa Maisah, kelimpungan. Namun, alih-alih menyerah, Isa memilih melawan rasa takutnya dengan tekad dan kesabaran.

Berbagai jenis terapis, psikolog, psikiatri, hingga mondar-mandir ke dokter spesialis anak (DSA) dilakukan demi tumbuh kembang sang buah hati. Berkat ketekunannya, Athaya tumbuh menjadi anak yang kreatif dan menghasilkan karya yang tak biasa bagi seorang anak penyandang ADHD.

Isa menceritakan, perjalanan seni Athaya bermula pada tahun 2021 saat masa pandemi COVID-19. Saat itu, Athaya yang baru berusia 14 tahun mulai tertarik melukis karena terinspirasi sang kakak yang lebih dulu pandai menggambar.

Saat itu, Isa dan suami juga tak banyak melarang. Ia pun menyiapkan perabotan rumah hingga alat masak yang tak terpakai sebagai pengganti kuas untuk Athaya.

"Sejak kecil saya sudah mulai memberikan aktivitas Athaya, mulai dari menggambar, melukis, fashion show, namun bakat itu belum terlihat waktu itu. Dan, justru cenderung pada fesyen," ujar Isa kepada detikJatim, Senin (17/11/2025).

Cara melukis Athaya pun beda, yaitu menggunakan garpu makan, sendok nasi, sumpit, sikat baju, hingga pembersih kaca yang tak terpakai. Tak disangka, dengan alat-alat sederhana itu, Athaya menghasilkan coretan abstrak yang menakjubkan.

Bahkan, Athaya mampu menjelaskan makna di balik setiap coretan yang ia tuangkan di atas kanvas itu. Kebanyakan, coretannya mengisahkan cerita masa kecil dan kenangan yang membekas di ingatannya.

"Awal melukis, dia menggunakan pembersih kaca punya ayahnya yang sudah tidak dipakai lagi. Subhanallah, saya saja kaget dengan hasil lukisan pertama Athaya, bagi saya sungguh hasil lukisan yang menakjubkan untuk takaran anak ADHD," ungkap Isa.

Athaya Putri Nirwasita, penyandang Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) mengukir prestasi gemilang lewat lukisan Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim

Lukisan pertama Athaya bercerita tentang keluarganya. Dengan warna-warna cerah dan komposisi penuh kehidupan, ia menggambarkan aktivitas keluarga di sebuah kebun pada siang hari yang hangat.

"Kalau ingat merinding saya. Ketika menggambar garis saja kesulitan, tapi Athaya sekarang bisa melukis dengan luar biasa. Waktu itu, ketika sering terapi ke Suarabaya, Athaya sering saya ajak mampir ke Kebun Binatang, ingatan itu masih menjadi kenangan dan dituangkan ke dalam lukisan," jelasnya.

Melihat bakat putrinya semakin menonjol, Isa dan sang suami semakin bersemangat. Mereka aktif mengajak Athaya ke berbagai pameran seni untuk memperluas wawasannya.

Hasilnya, Athaya mulai mengikuti beragam lomba dan berhasil meraih puluhan piala serta penghargaan, dari tingkat kota hingga nasional. Berbagai upaya yang dilakukan kedua orang tuanya tampaknya membuahkan hasil.

Kini, Athaya sudah dikenal dari karya-karya yang luar biasa bagi anak yang berkebutuhan khusus. Tidak berhenti di dunia seni lukis, Athaya kemudian menjajal ranah fesyen. Dunia ini sebenarnya sudah dikenalnya sejak kecil, ketika ibunya sering mengenalkannya pada kegiatan peragaan busana.

Kali ini, Athaya memadukan dua passionnya, seni lukis dan fesyen. Lukisan-lukisan abstrak karyanya kemudian diaplikasikan menjadi motif busana hingga aksesori.

"Jadi Athaya yang memiliki ide dan saya yang menuangkan pada gambaran karena keterbatasannya. Kadang ya dikoreksi habis-habisan jika gambaran saya salah, tapi tetap happy enjoy, ikut senang membersamai perkembangan Athaya," ucapnya.

Selain baju, Athaya juga memiliki produk fesyen lain seperti tas, sepatu, bucket hat, scraf, dan terbaru ada pernak-pernik seperti kalung, anting, cincin, gantungan kunci dan lain sebagainya.

"Bersyukurnya Athaya diundang ke beberapa media, dia juga berhasil mengikuti ajang fashion show bergengsi seperti Malang Fashion Week. Terakhir, diundang di Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 dengan menampilkan karyanya," jelasnya.

Kini, nama Athaya mulai dikenal sebagai pelukis sekaligus desainer muda di Kota Malang, yang karyanya lahir dari keterbatasan. Di balik semua pencapaian itu, Athaya tetap memiliki mimpi besar membangun bisnis yang dapat mempekerjakan teman-teman disabilitas lainnya.

Dalam setiap prosesnya, Isa juga selalu berpesan kepada Athaya, untuk tetap semangat, tidak mudah menyerah karena keterbatasan dan selalu bermanfaat untuk orang lain.

"Keinginan Athaya memiliki bisnis, yang bisa mempekerjakan teman teman ABK. Keinginannya bisa men-support dan berbagi ke teman teman seperjuangan, agar bisa bertumbuh bersama. Saya tentunya sangat bangga sebagai orang tua," pungkasnya.

Ngalam Mbois adalah rubrik spesial detikJatim yang mengupas seputar seluk-beluk, capaian, prestasi, dan kelokalan khas yang ada di Malang Raya. Ngalam Mbois tayang setiap hari Senin.



Simak Video "Video: Diagnosis ADHD Pakai AI"

(auh/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork