Ryan Adriandhy Kecil Berjuang Hadapi ADHD dan Bullying

Febryantino Nur Pratama
|
detikPop
Ryan Adriandhy
Ryan Adriandhy menceritakan masa kecilnya. Foto: Febri/detikcom
Jakarta - Ryan Adriandhy bahagia film panjang pertama yang disutradarai, Jumbo, terus meluncur menuju puncak box office Indonesia. Ryan merasa apa yang dia dapatkan tak lepas dari pengalaman masa kecilnya yang didiagnosis idap Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan bullying.

Pria yang juga dikenal sebagai komika itu menceritakan kendala yang dialaminya saat kecil. Ryan mengetahui kondisi spesialnya saat masih sekolah.

"Aku waktu usia sekolah ya itu agak sulit fokus gitu dan apa namanya ya, ketertarikannya, interest-nya, suka pindah-pindah dengan cepat gitu," kata Ryan Adriandhy di Studio Trans TV, Mampang, Jakarta Selatan, kemarin.

ADHD membuatnya kesulitan mengikuti pelajaran di kelas. Ryan lebih sering menggambar dan mengobrol di kelas. Oleh karena itu, Ryan mengakui punya banyak cerita di kepalanya.

Selain itu, Ryan juga punya kisah mengalami bullying saat duduk di bangku sekolah dasar. Ryan mengalami bullying karena fisiknya yang dianggap berbeda dengan kondisi ADHD.

"Iya jadi ada bully-bully-an verbal gitu. Dulu aku kayaknya puber lebih awal ya. Jadi di angkatanku tuh masih SD, tapi aku duluan yang punya tumbuh bulu-bulu tipis seperti kumis gitu. Jadi kesannya tua duluan gitu dan itu sering diejek-ejek duluan," akunya.

Pria berusia 34 tahun itu sempat berusaha memahami kondisinya. Akhirnya, Ryan berkonsultasi dengan profesional.

"Justru diajak kenalan kalau boleh dibilang, diajak kenalan, lebih dikasih tahu bahwa ini sebenarnya justru bisa jadi kekuatan, bisa jadi keunggulan gitu kalau aku bisa kontrol," jelasnya.

Kini, Ryan justru melihat ADHD sebagai bagian dari identitas kreatifnya. Kondisi itu membuatnya bisa menjadi komika hingga membuat film.

"Jadi sekarang lebih kepada itu sih, kepada aku sudah tahu, aku iya, aku ada Attention Deficit Hyperactivity Disorder, tapi sekarang jadi tahu saja mengarahkannya ke mana," tuturnya.

Cowok kelahiran 15 Juni 1990 itu mengatakan film Jumbo lengkap karena kondisi yang dialami pada masa kecil.

"Kalau membuat Jumbo, memang sebenarnya campurannya, karena itu animasi sudah jadi kecil-kecil, tapi mungkin justru ADHD itu menjadi sebuah pelengkap justru ya," jelasnya.

"Aku jadi punya fokus yang panjang karena film animasi itu pindah-pindah fase, ada proses rekaman suara, ada proses gambar storyboard, ada proses bikin animasinya, ada proses render-nya. Jadi, nggak monoton kerjanya, mungkin itu jadi tempatku yang lebih cocok," tukas Ryan Adriandhy.


(pus/aay)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO