Aksi balap liar di Dusun Patase'an, Desa Gro'om, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan kembali membuat warga resah. Sebuah video beredar memperlihatkan nekatnya para remaja yang berkumpul untuk adu kecepatan, padahal beberapa bulan sebelumnya lokasi yang sama telah menelan korban jiwa.
Dalam rekaman tersebut, situasi tampak kacau. Perekam video berlari panik setelah terjadi tabrakan keras antar-pembalap. Beberapa sepeda motor tergeletak di jalan, sementara para remaja yang terlibat, kebanyakan masih berusia belasan tahun, terkapar tak berdaya.
"Hei... ini temannya!" teriak perekam, meminta agar para remaja lain menolong korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, seruannya tak digubris. Kelompok remaja lain justru kabur meninggalkan korban. Seorang pengemudi ojek online mencoba memberikan pertolongan, namun kondisinya terlalu parah untuk diselamatkan.
Korban aksi balap liar di Pamekasan . Foto: Tangkapan layar |
Saiful, warga setempat, menjelaskan bahwa insiden itu terjadi sekitar dua bulan lalu. Meski sudah ada korban jiwa, para remaja masih belum jera.
"Korban saat itu ada empat, Mas. Ada yang meninggal dan ada yang luka-luka. Tapi, setiap Sabtu dan Minggu masih ramai dipakai trek-trekan. Biasanya start dari depan kafe," ujarnya, Senin (17/11/25).
Ironisnya, aksi balap liar kembali terjadi pada Minggu sore (16/11/25), di lokasi yang sama. Para pelaku memacu motor dengan kecepatan tinggi tanpa memedulikan pengguna jalan lain.
Banyak pengendara mengaku ketakutan karena balapan dilakukan di jalan umum yang cukup ramai. Saiful pun mengaku selalu waswas saat melintasi jalur tersebut.
"Kalau lewat sini harus ekstra hati-hati. Mereka kencang sekali, takutnya tiba-tiba nabrak orang," ungkapnya.
Warga menilai aksi berbahaya ini berlangsung tanpa pengawasan aparat. Para remaja menggelar balap liar seolah jalan itu milik mereka. Bahkan, sebagian penonton dengan santainya menyiarkan langsung aksi tersebut di media sosial. Suara knalpot dan aksi saling salip masih terdengar hingga menjelang magrib.
Di Pamekasan, balap liar memang menjadi permainan "kucing-kucingan" antara remaja dan kepolisian. Mereka disebut memiliki banyak titik kumpul sehingga mudah berpindah dan kabur saat hendak dirazia.
Lebih memprihatinkan lagi, kelompok remaja yang terbiasa ikut balap liar disebut-sebut sering terlibat aksi kriminal. Bentrokan antar-remaja di pusat Kota Pamekasan pada Minggu (9/11/2025), bahkan berakhir tragis.
Dua pemuda tewas dalam kejadian yang berlangsung tepat di depan Masjid Agung. Polisi telah menangkap sembilan tersangka, sementara tiga lainnya masih buron.
Rangkaian kejadian ini membuat warga semakin cemas. Kenakalan remaja yang kian tak terkendali tidak hanya meresahkan, tetapi merenggut nyawa. Meski aparat keamanan dan pemerintah berupaya melakukan pencegahan, kenyataannya balap liar dan perilaku destruktif remaja masih terus terjadi.
(ihc/irb)













































