Pemkab Banyuwangi Borong 3 Penghargaan di Inotek Award 2025

Pemkab Banyuwangi Borong 3 Penghargaan di Inotek Award 2025

Eka Rimawati - detikJatim
Jumat, 14 Nov 2025 11:06 WIB
Pemkab Banyuwangi borong 3 penghargaan dalam ajang Inotek Award 2025 di Surabaya
Pemkab Banyuwangi borong 3 penghargaan dalam ajang Inotek Award 2025 di Surabaya/Foto: Istimewa
Banyuwangi -

Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan Anugerah Inovasi Daerah dan Inovasi Teknologi (Inotek Award) 2025 sebagai bentuk apresiasi terhadap inovasi teknologi yang dikembangkan pemerintah daerah.

Pada ajang ini, Kabupaten Banyuwangi memborong tiga penghargaan sekaligus dari inovasi yang dinilai memberikan kemudahan layanan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Tiga penghargaan tersebut diraih lewat inovasi Kanggo Riko yang meraih juara 2 kategori Inovasi Daerah; program Klik Sekati (Klinik Kesehatan Ikan dan Lingkungan) dari Dinas Perikanan yang masuk 15 besar kategori Inovasi Teknologi berbasis website dan mobile apps; serta inovasi Janji Cinta yang menjadi juara 2 Agribisnis melalui pengolahan daun kelor menjadi kudapan siap makan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penghargaan diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Surabaya, Kamis (13/11/2025). Apresiasi ini diberikan atas inovasi Banyuwangi yang dinilai berdampak dan berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

"Terima kasih kepada Pemprov Jatim atas apresiasi ini. Penghargaan ini menjadi penyemangat kami untuk terus menghadirkan inovasi yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat," ujar Ipuk.

Kanggo Riko, yang berarti "Untuk Anda", merupakan inovasi Bupati Ipuk dalam pemberdayaan ekonomi ribuan rumah tangga miskin, khususnya perempuan kepala keluarga agar lebih mandiri. Saat ini terdapat 8.788 penerima manfaat yang juga telah difasilitasi BPJS.

Sementara itu, Klik Sekati hadir sebagai solusi digital untuk menjaga ekosistem perikanan melalui pemantauan kesehatan ikan dan kualitas lingkungan.

Inovasi Janji Cinta (Jajanan Jelly Inovatif kaya Collagen activator, vitamIN, proteIN, trace mineral dan antioksidan) digagas tim RSUD Blambangan dengan mengintegrasikan aspek kesehatan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Program ini mendorong warga desa menanam bibit kelor, yang kemudian dibeli RSUD seharga Rp 6.000 per kilogram.

Kepala Instalasi Farmasi sekaligus Ketua Tim Inovasi RSUD Blambangan, Apt. Ari Kurnianingsih, menjelaskan bahwa daun kelor tersebut diolah menjadi jeli bergizi tinggi. Produk ini sebagian diberikan kepada pasien anak penderita gizi buruk dan ibu hamil anemia, sementara sisanya dijual.

"Jadi ada sekitar 500 bibit kelor yang kita bagikan ke warga desa, terus daun kelor itu kita beli dan kita olah untuk dijadikan produk superfood kesehatan seperti jeli. Di sini selain fokus untuk inovasi kesehatan, kita berusaha untuk memberdayakan masyarakat desa, menambah penghasilan khususnya para ibu-ibu," ujarnya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads