Kasus Bencana di Kota Batu Naik Tajam, Longsor Paling Banyak

Kasus Bencana di Kota Batu Naik Tajam, Longsor Paling Banyak

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Rabu, 12 Nov 2025 17:30 WIB
Simulasi penanganan korban bencana alam di Kota Batu
Simulasi penanganan korban bencana alam di Kota Batu/Foto: Istimewa
Kota Batu -

Data jumlah kejadian bencana di Kota Batu pada tahun 2025 meningkat signifikan dibanding tahun 2024. Dari ratusan kasus tersebut, bencana tanah longsor paling banyak terjadi di Kota Batu.

Berdasarkan data BPBD Kota Batu, tahun 2024 ada 122 kasus bencana. Dengan rincian, 56 kasus tanah longsor, 28 kasus angin kencang atau cuaca ekstrem, 22 kali banjir, 10 kebakaran rumah/bangunan dan 6 kebakaran hutan/lahan.

Sedangkan tahun 2025 sejak 1 Januari hingga 11 November, ada sebanyak 165 kasus bencana. Dengan rincian, 98 kasus tanah longsor, 37 kasus angin kencang atau cuaca ekstrem, 19 banjir, 10 kebakaran rumah/bangunan dan satu kebakaran hutan/lahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Plt Kepala BPBD Kota Batu Suwoko mengatakan, ratusan kasus bencana tahun 2025 tersebar di tiga kecamatan. Kecamatan Junrejo ada 22 kasus, Kecamatan Batu sebanyak 61 kasus dan paling tinggi 82 kasus di Kecamatan Bumiaji.

ADVERTISEMENT

"Dari asesmen kami, dari ratusan kejadian itu dampak yang disebabkan meliputi kerusakan rumah/bangunan, kios, lahan pertanian dan sarana prasarana vital seperti jaringan air bersih hingga jaringan listrik," kata Suwoko, Rabu (12/11/2025).

Dampak yang disebabkan karena bencana alam selama ini langsung mendapatkan respon cepat tanggap darurat dari petugas BPBD Kota Batu bekerja sama dengan pihak-pihak terkait.

Menyikapi tingginya kejadian bencana, Pemkot Batu bersama Forkopimda Kota Batu menggelar Apel Siaga Darurat Bencana Hidometeorologi untuk menghadapi musim hujan 2025-2026 pada 11 November 2025.

Apel ini dilakukan sebagai langkah awal untuk memastikan seluruh elemen pemerintah, masyarakat, dan lembaga kebencanaan siap menghadapi potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor kini tengah ditingkatkan.

Berdasarkan data BMKG, sekitar 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada November 2025-Januari 2026. Fenomena La Nina yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2026 turut meningkatkan risiko curah hujan ekstrem.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads