Tetap Panen Saat Musim Hujan, Bagaimana Tipsnya?

Tetap Panen Saat Musim Hujan, Bagaimana Tipsnya?

Mira Rachmalia - detikJatim
Kamis, 13 Nov 2025 04:00 WIB
Foto udara petani memupuk lahan pertanian cabai di Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (30/10/2025). Sejumlah petani di wilayah tersebut melakukan rotasi dan diversifikasi tanaman seperti cabai, padi, tomat, dan bawang untuk mengantisipasi gagal panen akibat anomali cuaca dan perubahan pola hujan yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selama masa peralihan musim 2025/2026. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/rwa.
Ilustrasi Petani. Simak Tips Menanam saat Musim Hujan Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Surabaya -

Musim hujan sering kali menjadi tantangan bagi para petani di Indonesia. Intensitas curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah di lahan pertanian, mulai dari genangan air, erosi, hama, hingga serangan penyakit tanaman.

Jika tidak diantisipasi, semua itu bisa berujung pada penurunan hasil panen. Namun, musim hujan bukan berarti petani harus berhenti bekerja. Dengan perencanaan yang matang dan strategi tepat, lahan tetap bisa produktif dan menghasilkan hasil panen yang optimal.

Kunci keberhasilan bertani di musim hujan adalah adaptasi dan manajemen lahan yang baik. Petani perlu menyesuaikan pola tanam, mengatur sistem drainase, hingga memperhatikan nutrisi tanah agar tidak rusak akibat curah hujan berlebih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, penting pula memilih jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi lembap serta menerapkan langkah-langkah pencegahan hama sejak dini. Dengan begitu, musim hujan justru bisa menjadi peluang untuk meningkatkan hasil pertanian.

Tips Bertani Saat Musim Hujan

Dengan persiapan yang tepat, petani bisa tetap merawat tanaman agar tumbuh sehat dan produksi tetap optimal. Melansir akun Instagram resmi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya serta Kebun Raya Mangrove Surabaya, berikut beberapa tips bertani saat musim hujan.

ADVERTISEMENT

1. Persiapan Lahan yang Tepat

Langkah pertama untuk menghadapi musim hujan adalah menyiapkan lahan dengan sistem drainase yang baik. Air yang menggenang terlalu lama bisa membuat akar tanaman membusuk dan tanah menjadi terlalu asam.

Petani disarankan untuk membuat saluran drainase di setiap sisi lahan agar air hujan dapat mengalir keluar dengan lancar, meninggikan bedengan untuk menjaga agar akar tanaman tidak tergenang air, dan membersihkan gulma dan sisa tanaman lama agar tidak menjadi sarang hama atau penyakit.

Selain itu, lahan sebaiknya digemburkan dengan cangkul atau traktor ringan agar tanah memiliki pori-pori yang cukup untuk menahan air sekaligus menjaga sirkulasi udara dalam tanah.

Foto udara petani memupuk lahan pertanian cabai di Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (30/10/2025). Sejumlah petani di wilayah tersebut melakukan rotasi dan diversifikasi tanaman seperti cabai, padi, tomat, dan bawang untuk mengantisipasi gagal panen akibat anomali cuaca dan perubahan pola hujan yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selama masa peralihan musim 2025/2026. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/rwa.Foto udara petani memupuk lahan pertanian cabai di Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya

2. Pemilihan Tanaman Tahan Lembap

Tidak semua tanaman cocok ditanam saat curah hujan tinggi. Karena itu, penting memilih jenis tanaman yang tahan lembap dan cepat panen. Beberapa contoh tanaman yang ideal untuk musim hujan antara lain sebagai berikut.

  • Padi sawah varietas genjah yang berumur pendek.
  • Jagung, cabai, dan sayuran daun seperti bayam, kangkung, sawi, dan selada.
  • Umbi-umbian seperti singkong atau talas yang relatif tahan terhadap genangan.

Selain jenis tanaman, petani juga dapat menyesuaikan waktu tanam dengan pola hujan daerahnya. Dengan cara ini, tanaman bisa tumbuh optimal tanpa terganggu kelembapan berlebih.

Kawanan monyet menyerang lahan pertanian milik warga di Dusun Jublangsari, Desa Simongagrok, Kecamatan Dawarblandong, Mojokerto. Puluhan monyet merusak tanaman jagung sejak akhir November lalu.Kebun Jagung di Mojokerto Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom

3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Musim hujan menjadi waktu ideal bagi jamur, bakteri, dan serangga untuk berkembang biak. Karena itu, pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan secara rutin dan ramah lingkungan. Beberapa langkah yang disarankan adalah berikut.

  • Gunakan pestisida nabati atau biologis dari bahan alami seperti daun mimba, serai, atau bawang putih untuk menekan pertumbuhan hama.
  • Terapkan rotasi tanaman agar penyakit tidak menumpuk di lahan yang sama.
  • Pastikan sirkulasi udara di antara tanaman cukup, dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat.

Selain itu, petani disarankan untuk selalu mengecek daun dan batang tanaman setiap beberapa hari. Deteksi dini sangat membantu mencegah kerugian besar akibat penyebaran penyakit.

Petani memperlihatkan hama tikus yang merusak tanaman padi miliknya di areal persawahan kecamatan Sumbersuko, Lumajang, Jawa Timur, Senin (8/72024). Berdasarkan laporan Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Lumajang per Senin (8/7), kurang lebih 300 hektare tanaman padi, jagung, dan sayuran di delapan kecamatan di wilayah tersebut terdampak hama tikus dan terancam gagal panen. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym.Petani memperlihatkan hama tikus yang merusak tanaman padi miliknya di areal persawahan kecamatan Sumbersuko, Lumajang, Jawa Timur, Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya

4. Pemupukan yang Bijak

Musim hujan bisa membuat unsur hara dalam tanah cepat tercuci air, sehingga pemupukan perlu dilakukan dengan lebih hati-hati. Salah satu langkah penting adalah mengurangi penggunaan pupuk nitrogen berlebih, karena dapat memicu pertumbuhan daun yang terlalu lebat dan membuat tanaman lebih rentan terhadap hama.

Sebagai gantinya, petani disarankan menggunakan pupuk organik, baik padat maupun cair, seperti kompos atau pupuk kandang, untuk menjaga struktur tanah tetap sehat.

Pemupukan sebaiknya dilakukan saat cuaca cerah agar nutrisi terserap secara optimal sebelum hujan turun. Selain itu, pupuk organik juga membantu meningkatkan kemampuan tanah menahan air, sehingga tanaman tetap segar dan tidak mudah kekurangan oksigen.

Pekerja mengangkut pupuk sebelum didistribusikan di gudang Lini III Pupuk Indonesia, Awipari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (20/6/2025). Pupuk Indonesia memastikan stok pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan petani pada musim tanam kedua tahun 2025 di wilayah Jawa Barat dalam kondisi aman dengan ketersedian stok mencapai 42 ribu ton pupuk urea dan 35 ribu ton pupuk NPK. ANTARA FOTO/Adeng BustomiPekerja mengangkut pupuk sebelum didistribusikan di gudang Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

5. Menyiapkan Sarana dan Prasarana Pendukung

Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung sama pentingnya dengan mengelola lahan dan tanaman. Peralatan dan perlengkapan yang tepat membantu petani bekerja lebih efisien, menjaga kualitas tanaman, dan meminimalkan risiko kerusakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.

  • Pastikan alat pertanian dalam kondisi baik dan mudah digunakan kapan pun dibutuhkan.
  • Gunakan plastik mulsa untuk melindungi tanah dari percikan air hujan dan menekan pertumbuhan gulma.
  • Buat penyangga atau ajir untuk tanaman seperti tomat, cabai, dan terong agar tidak roboh akibat hujan deras.

Jangan lupa juga untuk menyiapkan tempat penyimpanan hasil panen dan benih di lokasi yang kering, tidak lembap, dan memiliki ventilasi udara baik agar kualitas tetap terjaga.

6. Mencegah Erosi dan Longsor di Lahan Pertanian

Musim hujan membawa tantangan tersendiri bagi petani, terutama risiko erosi dan longsor di lahan perbukitan. Untuk mencegah kerusakan tanah dan kehilangan unsur hara, beberapa langkah berikut bisa diterapkan.

  • Tanam tanaman penutup tanah seperti kacang-kacangan, rumput gajah mini, atau vetiver untuk menjaga struktur tanah tetap kuat.
  • Buat terasering atau sengkedan di lahan miring untuk mengurangi kecepatan aliran air hujan.
  • Hindari membuang sisa tanaman atau pupuk di saluran air agar tidak menyumbat drainase dan memperparah banjir.

Langkah sederhana ini membantu menjaga kesuburan tanah karena mencegah tanah terbawa air hujan. Selain itu, tanaman juga akan tetap terlindungi dari kerusakan akibat hujan deras.

Liburan Ke Terasering Argapura MajalengkaTerasering Foto: (Sudirman Wamad/detikTravel)

7. Mengelola dan Memanfaatkan Air Hujan

Air hujan sebenarnya bisa menjadi sumber daya berharga jika dikelola dengan baik. Petani dapat memanfaatkannya untuk irigasi cadangan atau penyiraman tanaman saat musim kemarau nanti. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

  • Buat embung atau kolam tadah hujan di sekitar lahan untuk menampung air.
  • Gunakan drum penampung air yang terhubung dengan talang dari atap rumah atau gudang.
  • Terapkan sistem irigasi tetes (drip irrigation) untuk menghemat penggunaan air saat penyiraman.

Dengan pengelolaan air hujan yang efisien, petani bisa menghadapi musim hujan dengan lebih baik. Selain itu, air yang tertampung dapat menjadi cadangan untuk musim kemarau berikutnya.

Musim hujan bukanlah hambatan bagi petani yang siap beradaptasi. Dengan strategi yang tepat seperti pengaturan drainase, pemilihan tanaman tahan lembap, pemupukan bijak, dan pengendalian hama secara alami, lahan tetap bisa produktif sepanjang tahun.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads