Hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi lama menyebabkan sejumlah titik di Surabaya tergenang banjir. Selain faktor curah hujan, keberadaan bangunan di atas saluran air juga menjadi penyebab tersendatnya aliran air di beberapa lokasi.
Salah satu wilayah yang terdampak banjir dengan ketinggian air antara 30 hingga 50 sentimeter terjadi di kawasan Ngagel Dadi. Genangan juga tampak di Jalan Ngagel Jaya Selatan menuju Jalan Bung Tomo hingga kawasan Tanjungsari.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, turun langsung meninjau sejumlah titik banjir mulai sore hingga malam hari. Beberapa lokasi yang dikunjungi antara lain Jalan Jemursari, Jalan Sidosermo, Jalan Ahmad Yani, Jalan Tidar, Jalan Embong Malang, Jalan Pacuan Kuda, Jalan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal, Kecamatan Asemrowo, serta beberapa kawasan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Jalan Tanjungsari, Eri didampingi Camat Sukomanunggal Dwi Anggara Widya Sukma dan Camat Asemrowo Khusnul Amin. Dalam kesempatan itu, ia menyoroti sejumlah rumah warga yang dibangun di atas saluran air sehingga menyebabkan aliran tidak lancar.
"Tolong dicek lagi ke BPN (Badan Pertanahan Nasional). Nanti barang-barang (milik warga) jangan sampai ada di luar persil, harus di luar persil. Ini sudah puluhan tahun (menghalangi jalannya air), terus gimana mau bisa menyelesaikan banjir kalau masih ada seperti ini?" kata Eri, Rabu (5/11/2025).
Eri meminta para camat untuk mengimbau warga agar bangunan rumah mereka tidak menutupi saluran air.
"Kalau salurannya ditutupi rumah, terus gimana ini. Makanya saya minta tolong Pak Camat dan LPMK kumpulkan warganya, diingatkan rumahnya harus mundur sesuai surat tanahnya," tegasnya.
Selain itu, Eri juga mengingatkan agar tidak ada pembangunan jembatan di atas saluran karena dapat menghambat aliran air.
"Jangan buat jembatan di sini. Akhirnya air yang (mengalir) di sini ditutupi begini. Sudah dibongkar saja," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, mengatakan bahwa di kawasan Jalan Tanjungsari memang terdapat beberapa rumah warga yang posisinya terlalu menjorok ke jalan sehingga mempersempit saluran air.
"Karena salurannya kecil dan rumah-rumah banyak yang maju ke jalan. Terus aliran ke muara juga tidak lancar," kata Syamsul.
Sebagai upaya penanganan, DSDABM berencana melakukan pelebaran saluran menggunakan box culvert pada tahun depan. Nantinya, air akan dialirkan menuju ke arah timur Jalan Asem Mulya, kemudian diteruskan ke saluran Greges dan Bozem Morokrembangan.
"Rencananya tahun depan akan kita lebarkan salurannya," pungkasnya.
(ihc/hil)












































