Karya seni mural di Jalan Gubeng Pojok, Surabaya menjadi sasaran vansalisme oleh tangan jahil. Aksi vandalisme dilakukan sepekan setelah mural jadi, atau pada 28 Oktober lalu.
Salah satu seniman mural Adeco Surabaya, Surya Adi Rahman menceritakan, pihaknya diminta oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya membuat mural di area Jalan Gubeng Pojok. Sebelum dimural, kawasan tersebut sudah spot vandalisme.
Surya dan teman-temannya pun mulai melakukan mural pada bulan September. Namun sejak awal sudah memperkirakan, bahwa karyanya nanti akan menjadi sasaran vandalisme, maka Adeco mengajukan pemasangan CCTV.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena mereka (pelaku vandalisme) akan berpikir bahwa 'oh ini kan spot biasa kita nyoret-nyoret, ngapain ada mural di sini, ya coret-coret aja sekalian'," kata Surya saat dihubungi detikJatim, Senin (3/11/2025).
"Kita sudah memperkirakan sejak awal dan ketika mural sudah bersiap, bahwa ini nanti akan dicoret-coret, kita sudah mengajukan CCTV dulu sebenarnya. Cuman memang prosesnya kan cukup panjang ya. Sehingga sebelum CCTV itu aktif, sudah divandal duluan," tambahnya.
Apa yang diprediksi pun terjadi. Bukan hanya setelah mural jadi, bahkan vandalisme sudah dilakukan ketika tim mural baru melakukan pengecatan warna dasar sebelum digambar.
Tim mural pun menghapus kembali coretan vandalisme itu. Namun tangan jahil itu seperti masih belum puas, mereka kembali dengan merusak lagi ketika sudah proses dimural.
"Kita cat lagi. Setelah separuh jadi, ada yang ngerusak lagi, enggak dicoret-coret, tapi digores-gores pakai benda tajam mirip besi berupa kampak, kecil. Dan besi kampaknya itu ditinggal di lokasi. Jadi kayak semacam ancaman, teror. Tapi itu enggak enggak kita publik," ceritanya.
Akhirnya proses mural pun dilakukan pada malam hari untuk mengantisipasi vandalisme. Kemudian selesai dan jadi pada 20 Oktober.
Sepekan berlalu, ternyata karya mural itu kembali muncul vandalisme. Akhirnya Adesco membuat konten sebagai edukasi dan peringatan.
"Jadi tanggal 28 Oktober di vandal, langsung pada hari itu langsung kita hapus. Tanggal 29 Oktober kita posting konten pertama. Tanggal 31 Oktober kita posting konten ke dua terkait vandalisme," jelasnya.
Kini, Surya menyebut tidak ada lagi mural divandalisme. Sebab sudah dipasang beberapa CCTV di area tersebut oleh Diskominfo.
"Masih aman (mural) sampai saat ini Karena di jalan itu risikonya tinggi, dan kalau etika berkarya dari seorang seniman jalanan itu ya, kayak gitu, di mana ada tempat yang ingin dia gambar, ya tinggal digambar gitu. Enggak mikir apakah itu punya orang. Jadi kita beda budaya cara berkarya," pungkasnya.
(auh/abq)











































