Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) mulai melaksanakan pembangunan jembatan bailey sebagai jembatan sementara Sonokembang. Langkah ini merupakan upaya Pemkot Malang untuk memulihkan akses warga yang terdampak akibat ambruknya jembatan lama.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto menjelaskan bahwa pemasangan jembatan bailey ini merupakan instruksi langsung dari Wali Kota Malang guna mempercepat penanganan usai kerusakan jembatan Sonokembang.
Pekerjaan jembatan sementara tersebut ditargetkan rampung dalam 20 hari, sehingga dalam waktu dekat warga dapat kembali menggunakan akses tersebut secara aman dan nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jembatan Bailey ini dipilih karena konstruksinya kuat dan umum digunakan sebagai jembatan sementara, terutama untuk bentang sungai yang cukup lebar. Kami mulai pekerjaan hari ini, diawali dengan pembuatan fondasi atau plendes," jelas Dandung kepada wartawan, Senin (3/10/2025).
Dandung menegaskan bahwa pembangunan jembatan sementara ini menggunakan anggaran insidental dari DPUPRPKP Kota Malang sebesar Rp 350 juta, bukan dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT).
Anggaran tersebut digunakan untuk pekerjaan fondasi, mobilisasi dan perakitan jembatan, serta pembongkaran jembatan lama yang rusak.
"Awalnya kami rencanakan menggunakan BTT, namun karena tidak ada wilayah yang terisolasi total, maka klausul kedaruratannya tidak terpenuhi," beber Dandung.
"Untuk itu kami gunakan anggaran insidental yang ada di dinas, nilainya sekitar Rp 350 juta. Informasi yang beredar bahwa anggaran mencapai Rp 2,5 miliar itu tidak benar," tegasnya.
Sebelum pelaksanaan, DPUPRPKP telah melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Ketua RW, RT, tokoh masyarakat, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas setempat.
Bahkan untuk menyukseskan pekerjaan ini, masyarakat juga melaksanakan tradisi bancakan atau doa bersama sebagai bentuk kebersamaan dan harapan agar pembangunan berjalan lancar dan aman.
Dandung menambahkan, selama pembangunan jembatan bailey ini, jembatan bambu yang dibuat swadaya oleh masyarakat juga tetap akan difungsikan.
"Selama jembatan bailey ini belum terpasang, ini juga tetap kita fungsikan untuk akses masyarakat. Nanti setelah jembatan bailey terpasang dan bisa diakses masyarakat, maka jembatan bambu ini akan kita bongkar," sambungnya
Tak hanya membangun jembatan sementara, DPUPRPKP juga telah mengusulkan anggaran pembangunan jembatan permanen Sonokembang pada tahun anggaran 2026 sebesar Rp 5,3 miliar.
Pembangunan jembatan baru tersebut diharapkan dapat dimulai pada awal tahun 2026 setelah seluruh tahapan perencanaan dan penganggaran selesai.
"Jembatan permanen akan kita bangun baru, bukan diperbaiki. Lebarnya akan ditingkatkan dari 5,5 meter menjadi 7,5 meter dengan tambahan trotoar untuk pejalan kaki di kedua sisi," terang Dandung.
Sementara itu, Ketua RW 05, Miskun, menyampaikan apresiasinya atas langkah Pemkot Malang ini.
"Kami sangat senang dengan pembangunan jembatan bailey. Ini yang ditunggu masyarakat, karena ini akses utama warga RW 5 dan sekitarnya akan segera kembali normal. Harapannya jembatan yang baru dibangun lebih kuat dan aman, sehingga menambah jalur ekonomi untuk warga RW 5 dan sekitarnya," katanya terpisah.
Miskun mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengoordinasikan dengan warga untuk membantu menjaga keamanan di sekitar proyek, termasuk untuk mengawasi bahan bangunan agar tidak terjadi kehilangan atau gangguan.
Miskun juga menegaskan pentingnya menjaga situasi tetap kondusif selama proyek berlangsung. Mengenai potensi kemacetan atau gangguan sementara akibat pembangunan, pihaknya menilai hal itu tidak menjadi masalah.
"Tidak apa-apa (kalau macet atau akses terganggu), kan kalau jembatan bailey ini selesai, otomatis lebih lancar," pungkasnya.
Sebelumnya, jembatan Sonokembang ambruk karena pondasi tergerus banjir. Warga terpaksa memasang jembatan darurat dari batang bambu untuk bisa melintas.
(auh/abq)











































