Hari ini ada pemandangan berbeda di Pemkab Lamongan, ada ribuan ASN yang mengikuti masa orientasi. Salah satu yang mengikuti masa orientasi P3K itu adalah Tarno, sang juru parkir (jukir) Dinas Perhubungan Lamongan yang sudah puluhan tahun mengabdi.
Tarno (53) yang tercatat sebagai warga Desa Gedangan, Kecamatan Sukodadi itu akhirnya resmi menyandang status sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Selama dua dekade terakhir, ia mengabdikan dirinya sebagai juru parkir di salah satu rumah makan di Lamongan dan bekerja di bawah naungan Dinas Perhubungan (Dishub) Lamongan.
"Alhamdulillah, akhirnya saya bisa diangkat menjadi P3K setelah mengabdi selama 20 tahun," kata Tarno kepada wartawan, Senin (3/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarno bersama ribuan P3K lainnya di Lamongan mengikuti masa orientasi. Tarno sendiri, selama masa orientasi ini ditempatkan bersama puluhan P3K lainnya di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lamongan. Tarno hanyalah satu dari ribuan pegawai P3K yang tengah mewarnai instansi-instansi pemerintah di Lamongan.
Sejak awal pekan ini, pemandangan pegawai berseragam putih-hitam tampak di berbagai kantor dinas dan kecamatan. Mereka adalah para ASN baru dari formasi P3K tahun 2024 tahap 2 yang tengah mengikuti orientasi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Lamongan, Sugeng Widodo, menjelaskan, ada 1.147 tenaga P3K yang mengikuti masa orientasi yang dimulai hari ini.
"Orientasi berlangsung selama lima hari, dimulai Senin (3/11/2025) hingga Jumat (7/11/2025)," kata Sugeng kepada wartawan.
Menurut Sugeng, para peserta orientasi berasal dari berbagai formasi, mulai tenaga pendidik, kesehatan, hingga teknis. Mereka dibagi menjadi kelompok dan ditempatkan di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan kecamatan di lingkungan Pemkab Lamongan.
"Setelah orientasi, mereka akan bekerja sesuai penempatan berdasarkan SK yang telah ditetapkan," jelasnya.
Bagi sebagian besar peserta, momen ini menjadi penantian panjang setelah bertahun-tahun mengabdi di berbagai instansi dengan status tenaga honorer. Kini, mereka bisa bernapas lega karena pengabdian mereka akhirnya diakui negara.
Seperti Tarno, yang kini resmi menyandang status ASN setelah 20 tahun menjaga ketertiban parkir di sudut kota Lamongan. Dari juru parkir menjadi abdi negara, kisahnya menjadi simbol harapan kerja keras dan kesetiaan pengabdian tak akan pernah sia-sia.
(auh/hil)











































